REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Inggris memutuskan untuk memperpanjang lockdown atau karantina nasional setidaknya selama tiga pekan lagi pada Kamis (16/4) waktu setempat. Pemerintah memerintahkan warga Inggris untuk tetap berada di rumah dalam upaya mencegah penyebaran wabah virus korona yang telah merenggut 138 ribu jiwa secara global.
"Melonggarkan lockdown adalah salah satu langkah yang ada saat ini yang akan berisiko merusak kesehatan masyarakat dan ekonomi," ujar Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab. Raab kali ini mewakili sementara Perdana Menteri Boris Johnson yang tengah memulihkan diri dari infeksi Covid-19.
Menurutnya atas dasar itu pemerintah telah memutuskan pembatasan akan tetap berlaku. Raab mengonfirmasi langkah-langkah lockdown tetap berlaku setidaknya selama tiga pekan ke depan.
Warga Inggris harus tetap berada di rumah kecuali untuk kebutuhan penting, seperti membeli makanan kebutuhan dasar atau memenuhi kebutuhan medis. Warga diperbolehkan berolahraga di luar ruangan sekali sehari dan dapat melakukan perjalanan ke tempat kerja jika mereka tidak dapat bekerja dari rumah.
Langkah-langkah kebijakan lockdown ini diumumkan 23 Maret untuk periode tiga pekan awal. Sebelumnya, menteri kesehatan Matt Hancock memperingatkan bahwa virus akan merajalela jika pembatasan dicabut terlalu cepat.
Sebuah jajak pendapat YouGov yang dilakukan sebelum pengumuman ini menunjukkan 91 persen orang Inggris mendukung perpanjangan tiga pekan untuk lockdown. Inggris kini mencatat 13.279 kematian akibat Covid-19 dengan 103.093 kasus.