Jumat 17 Apr 2020 03:23 WIB

88 Persen Penyebab PDP di Indramayu dari Local Transmission

Masyarakat diminta untuk tidak pergi kemana-mana jika tidak ada keperluan mendesak.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, mengumumkan pasien pertama terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Indramayu, Rabu (8/4). Pasien tersebut saat ini tengah menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Indramayu.
Foto: Dok Diskominfo Indramayu
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, mengumumkan pasien pertama terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Indramayu, Rabu (8/4). Pasien tersebut saat ini tengah menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Indramayu.

REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU – Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Kabupaten Indramayu terus bertambah. Pemeriksaan di sejumlah cek poin pun akan dilakukan untuk mengantisipasi semakin meluasnya penyebaran virus Corona.

Hingga Rabu (15/4), jumlah total PDP di Kabupaten Indramayu mencapai 43 orang. Dari jumlah itu, 13 orang PDP meninggal dunia, 10 pasien dinyatakan selesai pengawasan dan 20 orang masih diawasi.

Pada Selasa (14/4), jumlah PDP yang meninggal dunia mencapai sepuluh orang. Selain itu, delapan pasien dinyatakan selesai pengawasan dan 22 orang masih diawasi, sehingga totalnya ada 40 orang.

‘’Setelah kami analisa dari PDP, 88 persen penyebabnya adalah dari local transmission,’’ ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, Kamis (16/4).

Deden menyatakan, menyadari tingginya local transmission sebagai penyebab PDP, pihaknya akan segera membuat cek poin di sembilan lokasi. Yakni, Krangkeng, Tukdana, Cikamurang, Bantarwaru, Stasiun KA Jatibarang, Stasiun KA Haurgeulis, TPI Dadap, TPI Karangsong dan TPI Eretan Wetan. 

‘’Nanti kami akan lakukan skrining bersama gugus tugas, TNI dan Polri,’’ terang pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu itu.

Jika dari hasil skrining itu ditemukan orang tanpa gejala (OTG), maka yang bersangkutan akan diminta melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Proses isolasi itu akan dipantau oleh puskesmas setempat.

Namun jika menemukan ada orang yang mengalami keluhan batuk, demam, panas, pilek, maka yang bersangutan akan diisolasi di lokasi karantina yang telah disiapkan, yaitu di RS MIS Krangkeng, Kabupaten Indramayu. Mereka akan dipantau selama 14 hari. ‘’Kami akan biayai makan minumnya,’’ tukas Deden.

Deden berharap, masyarakat dapat lebih meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Salah satunya, dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.

Selain itu, Deden mengimbau agar masyarakat melakukan social/physcal distancing secara disiplin dengan cara menghindari kerumunan massa. Masyarakat diminta untuk tidak pergi kemana-mana jika tidak ada keperluan mendesak, terutama ke zona merah atau transmisi lokal.

Jika terpaksa harus keluar rumah, masyarakat harus memakai masker kain. Ini harus dan sangat penting,’’ tegas Deden.

‘’Kami mohon kepada warga agar benar-benar mematuhi semua anjuran dan imbauan karena virus Corona bisa menyerang siapapun. Dan yang harus diingat, yang berbahaya adalah carier, dimana seseorang sudah terinfeksi virus tapi tidak bergejala, sehingga berpotensi menularkan ke orang lain,’’ tukas Deden.

Sementara itu, untuk jumlah total orang dalam pemantauan (ODP), mencapai 547 orang. Dari jumlah itu, 271 orang dinyatakan selesai dan 276 orang masih dipantau.

Selain itu, terdapat dua kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Indramayu. Kedua pasien berasal dari Kecamatan Sukra dan Kecamatan Indramayu. Hingga saat ini, mereka dirawat di ruang isolasi RSUD Indramayu. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement