REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo disarankan cermat menentukan skala prioritas guna memangkas biaya yang bisa membengkak menyusul penundaan pesta olahraga akbar itu ke tahun depan. Hal itu disampaikan Ketua Komisi Koordinasi Komite Olimpiade Internasional (IOC) John Coates selepas rapat virtual dengan panpel Olimpiade Tokyo pada Kamis (16/4).
"Kami akan menimbang semua peluang untuk mengoptimalkan dan menyederhanakan lingkup serta tingkatan layanan selama penyelenggaraan, serta mengurangi anggaran tambahan yang mungkin muncul karena penundaan," kata Coates dilansir Reuters.
"Semua layanan untuk atlet tetap sama, tetapi mungkin ada beberapa aspek dari Olimpiade yang bisa ditinjau dan ditentukan mana yang harus ada dan mana yang baik jika ada," ujarnya menambahkan.
Berbagai perubahan terkait arena, akomodasi, periklanan ataupun pengemasan dari Olimpiade Tokyo harus dinegosiasikan.
Olimpiade Tokyo diperkirakan menghabiskan 12,35 miliar dolar AS sebelum keputusan penundaan. Keputusan ini, menurut Presiden IOC Thomas Bach, bakal menimbulkan biaya tambahan ratuhan juta dolar AS.
"Apakah perlu kita mengurangi akomodasi bagi sponsor, pemilik hak siar dan komite olimpiade nasional? Kita perlu bertanya ke mereka," ujar Coates.
Olimpiade Tokyo sedianya digelar pada musim panas ini, tetapi akhirnya diputuskan ditunda setahun ke depan untuk dilangsungkan pada 23 Juli sampai 8 Agustus 2021. Penundaan ini diyakini akan memberikan stimulus kepada ekonomi Jepang yang mungkin lesu pada tahun depan.