REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW sudah mengajarkan bagaimana Muslim harus bertindak terhadap munculnya wabah penyakit. Muslim diminta menjauhi wabah jika belum berada di wilayah terdampak. Adapun Muslim di wilayah terdampak wabah diajarkan tak pergi ke mana-mana.
Dilansir dari TRT World, Kamis, (16/4), ajaran Nabi Muhammad tersebut merupakan konsep awal karantina. Metode itulah yang digunakan dalam melawan pandemi corona di dunia.
Dalam satu kisah, diceritakan bahwa kekhalifan Umar bin Khattab pernah bersinggungan dengan masalah wabah penyakit. Saat itu Umar menjalankan konsep karantina sebagaimana diajarkan Nabi Muhammad.
Sekitar abad ke-7, prajurit kekhalifan Umar mendekati wilayah yang pada kemudian hari menjadi negara Suriah. Di sana ternyata ada wabah yang tengah melanda. Komandan pasukan kebingungan atas langkah apa yang harus diambil.
"Khalifah Umar memerintahkan pasukannya mundur dari ekspedisi itu karena berhadapan dengan wabah," kata Profesor Universitas Uludag, Cafer Karadas.
Namun, Karadas mengisahkan, perintah Umar tampaknya tak sepenuhnya dituruti pasukan. Alhasil, Khalifah Umar langsung berangkat ke lokasi pasukan untuk bertemu sang komandan. Khalifah Umar dan komandan pasukan mengadakan diskusi soal situasi di lapangan.
"Apa Anda (Umar) mencoba lari dari takdir Allah?" tanya sang komandan pasukan.
"Ya, kita pergi dari satu takdir Allah ke takdir Allah yang lain," jawab Umar.
Khalifah Umar juga mendengarkan saran dari para penasihatnya. Akhirnya, Khalifah Umar memutuskan mundur beserta pasukannya.
"Saya kembali pada pagi nanti, jadi kalian semua ikut kembali," ujar Umar kala itu pada pasukannya, menurut Karadas.
Belakangan diketahui sang komandan pasukan yang menentang Umar ialah Abu Ubaydah bin Jarrah. Umar dan Abu Ubaydah merupakan teman dekat. Sayangnya, Abu Ubaydah meninggal karena tertular wabah yang ditakutkan Umar menimpa pada pasukannya.