REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah pasien yang datang berobat ke layanan kesehatan termasuk rumah sakit pada masa pandemi Covid-19 makin hari makin banyak. Mulai terjadi lonjakan jumlah kasus yang perlu menjalani perawatan.
Pelonjakan tersebut membuat tenaga medis (dokter umum maupun spesialis), paramedis, dan staf RS lain harus bekerja ekstrakeras. Karena keluhan pasien yang pada umumnya gejala pernapasan, dokter spesialis paru-paru yang paling sering diminta menangani kasus-kasus tersebut.
Dokter spesialis paru-paru yang menangani pasien Covid-19 di RS darurat penanganan Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, dr Anna Rozaliyani Sp P, menjelaskan, bukan tugas sederhana ketika semua orang diminta stay at home dan melaksanakan semua aktivitas di rumah.
Dengan demikian, Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Paru Cabang Jakarta (2017-2020) ini mengungkapkan, waktu berkumpul dengan keluarga menjadi lebih banyak (salah satu hikmah musibah Covid-19 yang patut kita syukuri). Justru, dia menjelaskan, tenaga kesehatan harus tetap keluar rumah untuk melaksanakan tugas kemanusiaan. Mereka harus bekerja lebih keras dengan sebaik-baiknya menolong pasien-pasien yang membutuhkan penanganan medis. Berikut pesan dr Anna kepada para keluarga tenaga kesehatan dan tenaga medis yang disampaikan lewat Republika.
"Alhamdulillaah peran dan dukungan keluarga kami sangat luar biasa. Bersyukur sekali para suami atau pasangan kami sangat memaklumi kesibukan dan kelelahan kami menghadapi segala macam urusan Covid-19, termasuk saat berjibaku dengan masalah pasien di RS."
"Keluarga kerap setia mengantar dan menjemput dari dan menuju tempat tugas. Anak-anak yang mestinya memiliki kesempatan untuk menikmati lebih banyak waktu bersama di rumah karena sekolah memberlakukan masa belajar di rumah pun harus ditinggalkan ketika tiba saatnya bertugas."
"Memang waktu bersama mereka menjadi lebih terbatas, tapi kami berusaha memberikan pengertian sebaik-baiknya bahwa tugas yang kami kerjakan adalah bagian dari upaya menyelamatkan sesama manusia dan tugas itu tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang."
"Awalnya mereka sempat protes juga, 'Memang gak bisa ya beralih profesi menjadi ibu rumah tangga biasa,' sehingga tak perlu pergi-pergi lagi ke luar rumah. Alhamdulillah setelah melalui beberapa kali diskusi, akhirnya mereka cukup mengerti dan merelakan kami pergi bertugas meski dengan pesan, 'jangan lama-lama ya perginya....' Pengorbanan keluarga kami sangat besar dan luar biasa. Tanpa dukungan mereka, sangat mungkin kami tak dapat fokus menjalankan tugas dengan baik. Untuk itu, kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada mereka semua."