REPUBLIKA.CO.ID, Wabah corona belum juga berakhir. Ribuan pasien terhitung masuk ke rumah sakit dan tempat isolasi. Tenaga medis, sebagai garda terdepan penanggulangan pandemi, harus mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan mereka yang terinfeksi.
Baca juga: 24 Dokter Meninggal Akibat Corona, IDI Bentuk Tim Audit
Dr Anna Rozaliyani Sp P harus menghabiskan hari-harinya untuk mengobati pasien terinfeksi di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta. Wakil Ketua Pusat Mikosis Paru Indonesia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)-RS Persahabatan ini membagi kisah mengenai perjuangan para tenaga medis yang menanggulangi Covid-19.
Selama masa pandemi Covid-19 berlangsung, terjadi lonjakan kasus pasien yang harus dirawat. Data terakhir hingga berita ini ditulis, kasus positif Covid-19 sudah mencapai lebih dari 5.000 pasien. Fakta itu membuat semua tenaga medis, baik dokter umum, spesialis, paramedis, maupun staf rumah sakit, harus bekerja ekstrakeras.
Akibat virus itu, puluhan tenaga medis dan paramedis gugur dalam menanggulangi wabah tersebut di garda terdepan. Menurut dia, sebagian dari mereka yang gugur karena terinfeksi itu hanya mengenakan APD seadanya. Mereka yang gugur saat menunaikan tugas kemanusiaan sejatinya adalah pahlawan bangsa.
Dalam konteks agama Islam, kata dia, mereka yang wafat pada masa wabah termasuk dari golongan syuhada dan akan mendapat terbaik di sisi-Nya. Dia pun meminta kepada pemerintah untuk bertanggung jawab dalam menjamin ketersediaan APD demi keselamatan para petugas kesehatan di garda terdepan.
Hikmah di balik musibah
Dr Anna mengungkapkan, di dalam Islam, makna kesehatan bukan hanya sebatas dimensi fisik, melainkan mencakup kesehatan jiwa (ruhiyah) dan kesehatan sosial. Untuk itu, semua dimensi tersebut perlu dijaga dan dipenuhi kebutuhannya secara seimbang. Setiap upaya menjaga kesehatan sejatinya bermuara pada upaya menjaga kelangsungan hidup manusia.
Anna yang bercita-cita menjadi dokter sejak kecil ini mengatakan, terdapat hikmah luar biasa yang dapat diambil dari hadirnya wabah Covid-19 ini. Sejak pandemi berlangsung, banyak orang berhati mulia dari berbagai elemen, baik itu dari lingkup tenaga kesehatan maupun masyarakat itu sendiri.
Anna mengaku, para tenaga medis memang kerap dibayangi kekhawatiran dan ketakutan akibat ancaman bahaya penularan. Namun, berbekal doa, nasihat, dan dorongan semangat dari para sahabat, pasien, hingga masyarakat, semangat untuk bangkit kembali coba dinyalakan. “Sungguh Allah Maha Pelindung dan sebaik-baiknya Penolong. Hanya kepada-Nya kita semua kembali,” kata dia menjelaskan.
Baca juga: Dokter Pasien Covid-19: Keluarga Kami Luar Biasa