Jumat 17 Apr 2020 09:29 WIB

Inggris Perpanjang Karantina Nasional Selama Tiga Pekan

Inggris berada di peringkat kelima negara dengan jumlah kasus infeksi terbanyak

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
  Seorang pria mengenakan masker di gedung tempat warga Inggris yang baru pulang dari Cina dikarantina untuk mengantisipasi penyebaran virus corona di Arrowe Park Hospital, Liverpool, Inggris, Rabu (5/2).
Foto: AP/Jon Super
Seorang pria mengenakan masker di gedung tempat warga Inggris yang baru pulang dari Cina dikarantina untuk mengantisipasi penyebaran virus corona di Arrowe Park Hospital, Liverpool, Inggris, Rabu (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri luar negeri yang kini memimpin pemerintah Inggris Dominic Raab mengumumkan Inggris memperpanjang karantina nasional setidaknya hingga tiga pekan mendatang. Langkah yang perlu dilakukan untuk memutus rantai penularan virus corona atau Covid-19 yang telah menelan 138 ribu nyawa di seluruh dunia.

"Kami sudah berjalan terlalu jauh, kami sudah kehilangan banyak orang yang kami cintai, kami sudah berkorban terlalu banyak untuk melakukan pelonggaran sekarang, terutama saat kami mulai melihat bukti upaya kami terbayarkan," kata Raab, Jumat (17/4).

Raab menjabat sebagai pemimpin pemerintahan setelah Perdana Menteri Boris Johnson terinfeksi Covid-19 dan mengalami gejala komplikasi yang hampir merenggut nyawanya. Raab menjadi ketua rapat darurat untuk meninjau bukti ilmiah dampak karantina nasional.

"Berdasarkan bukti ini pemerintah memutuskan langkah yang sedang berjalan tetap berlaku setidaknya untuk tiga pekan ke depan, melonggarkan langkah yang sedang berlangsung beresiko merusak kesehatan publik dan ekonomi," kata Raab.

Inggris berada di peringkat kelima negara dengan jumlah kasus infeksi terbanyak di seluruh dunia. Mereka berada di belakang Amerika Serikat (AS), Italia, Spanyol dan Prancis. Tapi Inggris hanya melaporkan jumlah pasien yang masuk rumah sakit sehingga jumlah infeksi sebenarnya dapat lebih besar.

Pengumuman yang sudah diprediksi banyak pihak  ini artinya warga Inggris masih harus tetap tinggal di rumah kecuali untuk belanja kebutuhan dasar atau berobat. Warga diizinkan berolahraga di luar ruangan satu kali seminggu dan pergi bekerja kecuali mereka dapat bekerja di rumah.

Pertama kali langkah karantina wilayah diumumkan pada 23 Maret. Awalnya langkah ini diterapkan selama tiga pekan. Penasihat kesehatan yang berbicara bersama Raab mengatakan mereka telah mengurangi keseluruhan angka penularan virus di bawah 1, artinya kini jumlah penularan di masyarakat sudah menyusut.

Sebelumnya Menteri Kesehatan Matt Hancock memperingatkan virus akan 'merajalela' bila kebijakan karantina nasional dicabut terlalu cepat. Raab menetapkan lima syarat yang harus dipenuhi hingga karantina nasional dapat dicabut.

Namun ia menolak untuk menetapkan kerangka waktunya. Walaupun ada tekanan politik yang meminta ‘exit strategy’ atau strategi untuk keluar dari situasi yang sedang berlangsung.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement