Jumat 17 Apr 2020 13:11 WIB

Ilmuwan Temukan Obat Baru Covid-19

Obat tersebut bisa mengubah cara dokter dalam mengobati pasien Covid-19.

Para ilmuwan di Universitas Emory Atlanta dikabarkan telah menemukan obat baru untuk Covid-19 (Foto: ilustrasi penelitian obat Covid-19)
Foto: www.freepik.com
Para ilmuwan di Universitas Emory Atlanta dikabarkan telah menemukan obat baru untuk Covid-19 (Foto: ilustrasi penelitian obat Covid-19)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan di Universitas Emory Atlanta dikabarkan telah menemukan obat baru untuk Covid-19. Obat ini dapat mengubah cara dokter dalam mengobati pasien positif Covid-19.

Obat yang disebut EIDD-2801 ini menunjukkan harapan dalam mengurangi kerusakan paru-paru. Obat ini dilaporkan juga telah menyelesaikan pengujian pada tikus dan akan segera diuji klinis pada manusia.

Baca Juga

Para peneliti di UNC-Chapel Hill Gillings School of Global Public Health memainkan peran kunci dalam pengembangan EIDD-2801 ini. Salah satunya adalah William R Kenan Jr, seorang profesor epidemiologi di Universitas North Carolina-Chapel Hill.

Ia bekerja dengan rekan-rekan di Vanderbilt University Medical Center (VUMC) dan lembaga nirlaba DRIVE untuk menguji obat tersebut. Hingga akhirnya para ilmuwan menemukannya di Emory Institute for Drug Development (EIDD).

Studi ini menemukan bahwa ketika digunakan sebagai profilaksis, EIDD-2801 dapat mencegah cedera paru-paru yang parah pada tikus yang terinfeksi. EIDD-2801 adalah bentuk senyawa antivirus EIDD-1931 (yang ditemukan sebelumnya) yang tersedia secara oral, dapat diminum sebagai pil dan dapat diserap dengan baik untuk mencapai paru-paru.

Ketika diberikan sebagai pengobatan 12 atau 24 jam setelah infeksi dimulai, EIDD-2801 dapat mengurangi tingkat kerusakan paru-paru. Bahkan, obat ini bisa berpengaruh untuk penurunan berat badan pada tikus.

“Obat baru ini tidak hanya memiliki potensi tinggi untuk mengobati pasien Covid-19, tetapi juga tampaknya efektif untuk pengobatan infeksi virus corona serius lainnya,” kata William R Kenan Jr, di laman Universitas Emory, dikutip Jumat (17/4).

Dibandingkan dengan perawatan Covid-19 potensial lainnya yang harus diberikan secara intravena, EIDD-2801 dapat diberikan melalui mulut sebagai pil. Selain kemudahan perawatan, hal ini menawarkan keuntungan potensial untuk merawat pasien profilaksis, misalnya di panti jompo tempat banyak orang telah terpapar tetapi belum merasakan sakit.

Studi klinis EIDD-2801 pada manusia diperkirakan akan dimulai akhir musim semi ini. Jika mereka berhasil, obat ini tidak hanya dapat digunakan untuk membatasi penyebaran SARS-CoV-2, tetapi juga dapat mengendalikan berjangkitnya virus corona lain yang muncul pada masa depan.

"Dengan tiga virus corona manusia baru muncul dalam 20 tahun terakhir, ada kemungkinan virus-virus serupa muncul pada masa mendatang. EIDD-2801 menjanjikan tidak hanya untuk mengobati pasien Covid-19 hari ini, tetapi juga untuk mengobati virus corona baru yang mungkin muncul pada masa depan," kata Timothy Sheahan PhD, asisten profesor epidemiologi dan kolaborator di Baric Lab.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement