Jumat 17 Apr 2020 15:11 WIB

Suami Ikhlas Istri Jadi Garda Terdepan Penanganan Corona

Rekan kerja ada yang terinfeksi Covid-19 sehingga Suster Robi harus bekerja 2 shift.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Friska Yolandha
Siti Robiah atau sering disapa Suster Robi
Foto: dok pribadi
Siti Robiah atau sering disapa Suster Robi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para petugas medis menjadi garda terdepan dalam memerangi virus corona. Berhadapan langsung dengan pasien yang bisa saja terjangkit Covid-19, membuat mereka rawan terpapar virus yang pertama kali mewabah di Wuhan, China, itu.

Di balik perjuangan para tenaga medis, mereka juga memiliki keluarga di rumah yang kerap cemas dan senantiasa mendoakan akan keselamatan mereka. Seperti Hatim Faraby, yang istrinya merupakan perawat di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (MMC) di Jakarta.

Baca Juga

Sebagai suami dari seorang tenaga medis, Hatim memiliki rasa khawatir akan keselamatan istrinya dan juga anak-anaknya. Sebab, istrinya juga bekerja di zona merah Covid-19.

"Tetapi, demi tuntutan tugas dan kemanusiaan kita harus ikhlas," kata Hatim melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Rabu (16/4).

Meskipun bukan termasuk rumah sakit rujukan Covid-19, namun istrinya, Siti Robiah, bertugas di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS MMC. Artinya, Siti yang biasa disapa Suster Robi itu bertugas di garda terdepan rumah sakit. 

Sebelum masuk ke IGD, pasien biasanya ditanyai terlebih dahulu mengenai keluhannya. Jika keluhannya mengarah atau menyerupai gejala Covid-19, pasien kemudian diperiksa di IGD. Jika hasilnya positif terinfeksi Covid-19, pasien akan dibawa ke ruang isolasi untuk dilakukan perawatan dan pengobatan.

Bertugas di IGD membuat perasaan Suster Robi lebih waswas. Pasalnya, Hatim menceritakan hampir setiap hari pasien yang masuk ke IGD pasti ada yang dinyatakan positif Covid-19. Apalagi, menurut Hatim, beberapa rekan Suster Robi juga terinfeksi virus corona.

"Setiap hari pasien yang masuk ke IGD pasti ada yang hasil tesnya positif. Kadang ada perasaan waswas juga, tetapi dia bilang selalu lawan. Karena teman-temannya ada juga yang beberapa positif Covid-19, malah ada yang saat ini masih terbaring di ruang isolasi, dia kemaren cerita, kondisinya masih belum stabil," ungkapnya.

Kondisi beberapa rekannya yang positif terinfeksi Covid-19 dan harus dirawat, mengharuskan Suster Robi bekerja 2 shift dalam sehari. Bahkan pekan lalu, dalam sepekan istrinya bisa dua kali kerja 2 shift dalam sehari. Sebab, Suster Robi harus menggantikan temannya yang tidak bisa bertugas.

Selama kondisi wabah ini, Hatim mengatakan istrinya itu tetap pulang ke rumah setelah bertugas di rumah sakit. Suster Robi sempat ditawari tinggal sementara di rumah sakit. Namun, menurutnya, istrinya menolak karena sebagai seorang ibu, ia memiliki tanggung jawab untuk tetap menjaga dan memantau tiga anaknya di rumah.

Apalagi, kata Hatim, anak pertamanya tengah mempersiapkan diri masuk ke SMA. Di rumah, istrinya itu masih tetap tidur dalam satu ruang dengannya sembari tetap menjaga jarak.

Untuk mengantisipasi agar tidak tertular virus corona, tenaga medis diwajibkan mandi setelah menangani pasien virus corona. Suster Robi bercerita, bahwa ia selalu bergegas mandi setiap setelah menangani pasien positif Covid-19. Sehingga, dalam sehari bertugas, ia bisa sampai tiga kali mandi setelah menemui tiga pasien positif Covid-19. Begitupun sesampainya di rumah, Suster Robi kembali mandi.

"Dia benar-benar menjaga sekali kesehatan dan kebersihan, jangan sampai dia membawa virus ke rumah," katanya.

Memiliki rasa cemas merupakan hal yang wajar, namun Suster Robi selalu meyakinkan Hatim dan anak-anaknya untuk tetap selalu berpikir positif sembari menjaga kebersihan. Hatim mengatakan, istrinya tipikal yang pemberani dan optimistis sembari diimbangi dengan doa.

"Dia selalu menekankan sikap optimistis. Karena menurutnya kalau pikiran kita pesimistis malah itu yang bisa kena Covid-19. Karena kondisi jiwa yang selalu tenang, tidak stres, katanya jauh dari penyakit," tutur Hatim.

Menurutnya, Suster Robi sudah terbiasa menghadapi keadaan seperti ini. Seperti pengalamannya saat peristiwa meledaknya bom di Kedutaan Australia di Jakarta pada 2004, saat itu Suster Robi tengah bertugas dan mengandung anak pertama mereka. Rumah Sakit MMC hanya berjarak beberapa meter dari Kedubes Australia. Dalam kondisi demikian, Suster Robi juga harus melayani korban Bom Kuningan.

"Dia sih selalu bilang 'Bismillah aja. Kalau kita memang punya niat tulus, Insya Allah tidak akan kenapa-kenapa'," ujarnya.

Meski memiliki rasa cemas, Hatim mengaku selalu mendukung pekerjaan istrinya. Apalagi, kata dia, ini menyangkut tugas kemanusiaan. Yang paling penting, Hatim menekankan bahwa mereka harus mengikuti aturan penanganan Covid-19 dan selalu menanamkan pikiran yang positif bahwa mereka harus selalu sehat.

"Alhamdulillah, saya, istri, dan ketiga anak saya selalu menguatkan semuanya," ungkapnya.

Sebagai bentuk dukungan, Hatim yang bekerja di salah satu media ini kerap mengantar jemput Suster Robi ke rumah sakit tempatnya bekerja saat waktunya luang atau jam kerjanya sama. Apalagi, di tengah kondisi saat ini di mana angkutan umum sedikit yang beroperasi. Ia menuturkan, beban biaya operasional meningkat karena tenaga medis terkadang harus menggunakan layanan taksi online.

"Kereta kalau pagi dan sore berdesakan, waktu operasional juga dibatasi. Harapannya, pemerintah harusnya memikirkan juga pelayanan transportasi untuk tenaga medis," kata dia.

Hatim bersyukur karena tidak ada penentangan dari keluarga lainnya akan tugas yang harus diemban oleh istrinya. Menurutnya, orang tua Suster Robi sudah memahami itu sebagai bagian dari tugas dan selalu memberikan dukungan. Namun, orang tuanya tetap selalu mengingatkan agar menjaga kesehatan dan banyak berdo'a.

Saat dihubungi Republika.co.id, Suster Robi baru saja mengabarkan kepada suaminya soal hasil rapid test Covid-19 yang diikutinya. Hatim bersyukur, hasilnya non-reaktif atau berarti negatif Covid-19. Baik Hatim dan Suster Robi sama-sama berharap wabah Covid-19 segera berakhir dan bisa kembali bekerja dengan kondisi normal.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement