Jumat 17 Apr 2020 15:36 WIB

Pasar Kapasan dan PGS Surabaya Segera Dibuka Kembali

Protokol pencegahan Covid-19 disiapkan di Pasar Kapasan dan PGS Surabaya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Indira Rezkisari
Pekerja beraktivitas di Pasar Kapasan, Surabaya, Jawa timur, Sabtu (4/4/2020). Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya Kota Surabaya menutup sementara pasar grosir itu selama 14 hari diduga akibat adanya salah seorang yang biasa berinteraksi di pasar tersebut terkonfirmasi positif terkena Virus Corona atau COVID-19
Foto: Antara/Didik Suhartono
Pekerja beraktivitas di Pasar Kapasan, Surabaya, Jawa timur, Sabtu (4/4/2020). Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya Kota Surabaya menutup sementara pasar grosir itu selama 14 hari diduga akibat adanya salah seorang yang biasa berinteraksi di pasar tersebut terkonfirmasi positif terkena Virus Corona atau COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan kembali membuka Pasar Kapasan dan Pusat Grosir Surabaya (PGS), setelah ditutup 14 hari dalam upaya pencegahan penularan Covid-19. Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, rencananya kedua pasar tersebut akan dibuka kembali pada Sabtu (18/4).

Agus mengaku, Pemkot Surabaya telah menyiapkan langkah-langkah sebagai protokol pencegahan penyebaran Covid-19, sebelum kedua pasar tersebut kembali dibuka. Langkah pertama adalah melakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh ruangan di dalam dan luar area pasar.

Baca Juga

“Jadi, hari ini sampai malam nanti disemprot detail sampai ke dalam toilet dan daerah luar sekitarnya,” kata Agus Hebi di Surabaya, Jumat (17/4).

Selanjutnya, lanjut Agus, setelah pasar dibuka, akan diberlakukan pembatasan akses masuk dan ke luar pasar untuk pengunjung maupun pedagang. Jika sebelumnya di Pasar Kapasan terdapat belasan pintu masuk, kini akan dikurangi menjadi enam pintu masuk dan ke luar. Keenam pintu tersebut masing-masing diberikan fasilitas bilik sterilisasi dan alat pengukur suhu tubuh.

“Jadi sebelum masuk pasar harus melewati bilik sterilisasi, baik pedagang maupun pembeli. Nanti ada petugas untuk mengukur suhu tubuh juga,” ujar Agus.

Selain itu, lanjut Agus, Pemkot Surabaya akan membagi-bagikan masker dan hand sanitizer kepada para pedagang dan pembeli. Terutama untuk pedagang atau penjaga toko, dan kuli panggul yang beraktivitas di dalam pasar tersebut. “Mereka masing-masing akan menerima dua masker dan satu botol hand sanitizer,” kata Agus.

Agus menegaskan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimcam), terkait keamanan pasar. Dia pun memastikan  protokol pemerintah untuk pencegahan Covid-19 sudah dilakukan terhadap warga di area pasar. Misalnya, jika terdapat pedagang atau pembeli yang tidak menggunakan masker, maka dilarang untuk masuk kawasan pasar.

“Masker harus dipakai kalau tidak memakai jangan berdagang. Begitu juga pembeli, kita juga cek temperatur yang masuk. Jika temperatur tubuhnya 38 derajat, nanti tidak diperbolehkan masuk ke dalam pasar,” ujar Agus.

Koordinator Protokol Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita berharap, setiap toko diberi sekat plastik yang membatasi antara penjual dan pembeli. Sehingga tidak ada kontak fisik antara pedagang. Dia bahkan berharap tidak ada kontak saat bertransaksi.

“Jadi antara pembeli dan penjual ada batasnya. Jadi mereka tidak bersentuhan fisik. Lalu saat memberikan kembalian bisa pakai plastik kantong tidak bersentuhan dengan uang. Paling penting selalu rajin cuci tangan dan pakai hand sanitizer,” kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement