Jumat 17 Apr 2020 16:03 WIB

Pertamina Berharap Digitalisasi SPBU Rampung Mei

Dengan digitalisasi diharapkan pengelolaan subsidi BBM bisa lebih tepat sasaran.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Pertamina menargetkan Mei digitalisasi SPBU rampung. Foto petugas SPBU mengisi bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi di SPBU, (ilustrasi).
Foto: Prayogi/Republika
Pertamina menargetkan Mei digitalisasi SPBU rampung. Foto petugas SPBU mengisi bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi di SPBU, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mengaku harus memundurkan target penyelesaian digitalisasi nozel. Semula perusahaan mentargetkan semua SPBU terkoneksi datanya pada April ini, namun saat ini jadwal berubah. Direktur Utama Pertamina, Nicke WIdyawati menjelaskan saat ini perusahaan memasang target digitalisasi nozel baru akan rampung pada Mei.

Nicke menjelaskan hal ini lantaran beberapa material dan peralatan yang didatangkan dari China tertunda lantaran pandemi Covid-19. "Sehingga yang kami rencanakan semua selesai di bulan April akan sedikit mundur ke Mei," kata Nicke, Kamis (16/4) lalu.

Baca Juga

Nicke mengataan saat ini dari total 5.518 SPBU Pertamina, 80 persennya atau 4.410 SPBU telah terpasang digitaliasai. Pertamina berkomitmen untuk menyelesaikan hal tersebut. Sebab dengan digitaliasi, Pertamina dan Pemerintah dapat mengelola subsidi BBM lebih tepat sasaran.

 

Sementara itu Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan selain dilakukan instalasi IT di SPBU, Pertamina juga memasang Automatic Tank Gauge (ATG) di 4.58 SPBU atau 81 persen dari total. Dari instalasi ini akan dilanjutkan untuk progres integrasi agar data bisa dipantau melalui dashboard.

 

"Program digitalisasi SPBU merupakan upaya Pertamina untuk meningkatkan layanan kepada konsumen, sehingga bisa memantau ketersediaan dan stok BBM di setiap wilayah, stok dan penjualan BBM serta transaksi di SPBU serta sekaligus dapat meningkatkan pengawasan penyaluran BBM,” imbuh Fajriyah.

 

Lebih lanjut, dirinya menambahkan saat ini proses digitalisasi SPBU di seluruh Indonesia dilakukan dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19 secara ketat. Namun memang tidak dapat dilakukan secara massif seperti pada kondisi normal, demi keselamatan dan keamanan para pekerja baik internal maupun mitra.

 

Oleh karenanya diperlukan penyesuaian jadwal penyelesaian yang semula ditargetkan di pertengahan tahun ini. “Upaya pencegahan penyebaran Covid-19 menjadi prioritas utama pada saat ini, agar bisa secepatnya berakhir sekaligus menjaga keselamatan dan keamanan para pekerja,” jelas Fajriyah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement