REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) meyakini aliran modal asing yang masuk ke Indonesia akan jauh lebih besar setelah masa pandemi Covid-19 berakhir. Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan hal ini melihat dari historis 2011-2019.
"Kalau kita lihat secara historis pada periode 2011-2019, data menunjukan ketika terjadi outflow maka setelahnya ada inflow dalam jumlah lebih besar dalam periode yang lebih panjang," katanya dalam briefing virtual pekanan, Jumat (17/4).
Perry mengatakan setelah Maret terjadi outflow dalam jumlah besar, bulan ini sudah mulai ada inflow aliran dana asing masuk. Selama sepekan terakhir khususnya pada 14-16 April, inflow tercatat sekitar Rp 2,9 triliun yang sebagian besar masuk melalui SBN.
Menurut Perry, ini berarti kepercayaan pasar pada Indonesia dan akan terus berkembang. Jika melihat perkembangan yang ada di masa-masa 2011-2019, contoh saat perang dagang, rata-rata outflow sekitar Rp 29,2 triliun dalam waktu rata-rata empat bulan.
Tapi pada periode setelah itu, inflow jauh lebih besar sebesar Rp 229,1 triliun, dalam waktu lebih lama yakni 21 bulan. Ini yang mendasari keyakinan BI bahwa setelah periode Covid-19 mereda, maka akan ada inflow jauh lebih besar dalam periode yang lebih lama.
"Maka dari itu kami meyakini nilai tukar rupiah akan bisa bergerak stabil dan menguat menuju Rp 15 ribu per dolar AS di akhir tahun nanti," katanya.