REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sebanyak 114 perantau asal Kabupaten Solok baru sampai di Sumatra Barat hari ini, Jumat (17/4) langsung dikarantina di Mes Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sumatera Barat di Jalan Raya Padang Besi, Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang.
Perantau tersebut baru sampai setelah pulang dari daerah rantau di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
"Dibawa ke sini (Mes BPSDM) karena yang datang rombongan dari daerah terjangkit atau zona merah," kata Wakil Bupati Kabupaten Solok Yulfadri Nurdin saat menyambut kedatangan perantau di Mes BPSDM Sumbar.
Perantau Solok yang dikarantina di Mes BPSDM Sumbar ini lebih dahulu akan menjalani tes swab. Bagi perantau yang sudah diperiksa dan tidak ada gejala akan segera dipulangkan dan melanjutkan isolasi mandiri.
Bagi yang menunjukkan gejala akan segera ditangani lebih lanjut oleh tim medis. Untuk kebutuhan para perantau selama di karantina akan ditanggung bersama antara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumbar dengan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 tingkat Kabupaten Solok. "Kebutuhan mereka di sini (Mes BPSDM) dijamin," ucap Yulfadri.
Tadi sore, menurut Yulfadri perantau Solok dari Jabodetabek yang sudah sampai baru 60 orang dengan dua Bus Gumarang Jaya. Sisanya 54 orang masih menyusul kemudian yang juga akan langsung dibawa ke karantina di Mes BPSDM.
Sejak Solok bersama Pemprov Sumbar memberlakukan pembatasan selektif, menurut Yulfadri, sudah 6.000 lebih perantau asal Solok pulang kampung.
Rata-rata para perantau ini pulang kampung karena ketakutan wabah Corona yang memang cukup parah di Kawasan Jabodetabek. Selain itu perantau juga mempertimbangkan faktor ekonomi karena mata pencaharian mereka sudah sulit di perantauan.
Pemkab Solok kata Yulfadri sudah mengimbau kepada perantau agar menahan diri tidak pulang kampung. Tapi ternyata gelombang perantau masih tetap masuk ke Sumbar sehingga Pemda meminta perantau ini untuk karantina dan isolasi mandiri.