REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE -- Mantan penyerang Newcastle United, Faustino Asprilla, menaruh harapan besar terhadap Pangeran Arab Saudi, Mohammad bin Salman, yang dikabarkan bakal segera menjadi pemilik anyar The Magpies. Bahkan, Asprilla menyebut, kehadiran Mohammad bin Salman diharapkan bisa membawa Newcastle United bersaing dengan Manchester City dan Paris Saint Germaine dalam urusan pembelian pemain.
Tidak hanya itu, Asprilla juga berharap, Mohammad bin Salman bisa membawa Newcastle United kembali bersaing di papan atas Liga Primer Inggris, seperti pada pertengahan dekade 90an. Pada saat itu, The Magpies, yang bermaterikan pemain-pemain seperti Alan Shearer, David Ginola, dan Faustino Asprilla, menjadi salah satu kuda hitam dalam perburuan gelar Liga Primer Inggris.
''Saya berharap, kami bisa membangun tim seperti Manchester City dan Paris Saint Germain. Saya harap, kami bisa mendatangkan pemain terbaik dan bersaing di perebutan gelar Liga Primer Inggris. Dengan kucuran dana dari Arab Saudi, saya berharap, kami bisa membangun tim seperti pada musim 1996/1997, saat kami bersaing dalam perebutan gelar Liga Primer Inggris,'' kata mantan penyerang asal Kolombia tersebut seperti dikutip The Sun, Jumat (17/4).
Sebelumnya, dengan nilai pembelian dikabarkan mencapai 300 juta poundsterling, Mohammad bin Salman dikabarkan siap mengambil alih kepemilikan Newcastle United dari pengusaha retail terkemuka asal Inggris, Mike Ashley. Publik Investment Fund Saudi Arabia, sebuah lembaga investasi yang dipimpin Mohammad bin Salman, kabarya akan mengakuisisi 80 persen saham klub yang berdiri sejak 1892 tersebut.
Asprilla, yang membela Newcastle United pada 1996 hingga 1998 itu, menyambut baik proses pergantian kepemilikan Newcastle United tersebut. Mantan penyerang Parma itu pun menilai, selama 13 tahun Mike Ashley menjadi pemilik Newcastle, pengusaha retail alat-alat olahraga itu hanya berpikir untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari The Magpies, tanpa pernah berusaha membawa Newcastle kembali meraih prestasi.
Kondisi ini pula yang membuat Ashley kehilangan pamor di mata para pendukung setia The Magpies. ''Sejak hari pertama dia membeli Newcastle, dia hanya berpikir soal keuntungan pribadi. Dia tidak tentang klub atau kota ini. Saya tahu, supporter sangat menderita sejak Ashley datang ke klub ini. Dia telah mendapatkan keuntungan besar, tapi tidak pernah menginvestasikan modal untuk membangun tim yang kompetitif,'' tutur Asprilla.