Sabtu 18 Apr 2020 01:33 WIB

Jerman dan Italia akan Lacak Kontak Pasien Virus Corona

Jerman dan Italia akan melacak kontak pasien virus corona dengan aplikasi ponsel.

Red: Nur Aini
Seorang pesepeda melintasi grafiti yang menggambarkan seorang superhero berpakaian perawat dengan tulisan yang berarti
Foto: AP Photo/Martin Meissner
Seorang pesepeda melintasi grafiti yang menggambarkan seorang superhero berpakaian perawat dengan tulisan yang berarti

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Aplikasi pelacakan kontak virus akan siap diunduh dan digunakan warga Jerman di telepon pintar mereka dalam tiga hingga empat minggu.

Para pemimpin pemerintah federal dan negara bagian Jerman mengatakan pada Rabu (15/4) bahwa mereka akan mendukung penggunaan sukarela dari aplikasi pelacakan kontak itu, jika itu telah tersedia. Sehingga orang dapat dengan cepat mengetahui ketika mereka telah terpapar oleh orang yang terinfeksi.

Baca Juga

Pengembang bekerja keras membangun aplikasi itu untuk memastikan standar perlindungan data "sesempurna mungkin", kata Menteri Kesehatan Jens Spahn, Jumat kepada ARD.

"Agar benar-benar baik, perlu lebih dari tiga hingga empat minggu daripada dua minggu," kata Spahn.

Jerman memiliki beban kasus Covid-19 tertinggi kelima setelah Amerika Serikat, Spanyol, Italia, dan Prancis dengan hampir 134.000 kasus. Tetapi Jerman telah berhasil mengendalikan angka kematian relatif rendah pada 3.868 berkat pengujian awal dan ekstensif.

Namun demikian, pihak berwenang Jerman lebih berhati-hati daripada beberapa negara Asia dalam menggunakan teknologi digital untuk memerangi virus corona karena negara itu terikat undang-undang privasi data Eropa yang ketat. Jerman juga memperhatikan sikap ragu publik terhadap pengawasan, yang mengingatkan pada era pemerintahan Nazi atau komunis.

Sementara, Italia berencana untuk menggunakan aplikasi ponsel pintar yang dikembangkan oleh Bending Spoon untuk melacak orang-orang yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona baru. Hal itu sebagai bagian dari upaya untuk mencabut karantina wilayah nasional.

Pusat wabah virus corona di Eropa itu memiliki jumlah kematian akibat virus corona tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat dengan lebih dari 22.000 kematian. Meskipun pemerintah pekan lalu memperpanjang penguncian nasional hingga 3 Mei, pemerintah sedang mencari cara untuk melonggarkan pembatasan pergerakan yang telah diberlakukan lebih dari sebulan yang lalu untuk mengekang epidemi.

"Kami sedang bekerja untuk menguji aplikasi pelacakan kontak di beberapa wilayah Italia," kata Domenico Arcuri, komisaris khusus pemerintah untuk keadaan darurat virus corona, kepada media RAI pada Kamis (16/4) malam.

Aplikasi telepon pintar dan teknologi lainnya telah banyak digunakan di negara-negara Asia, seperti Singapura dan Korea Selatan, untuk membantu mengendalikan penularan. Tetapi ada kekhawatiran yang mendalam di Eropa tentang potensi penyalahgunaan data dan pelanggaran privasi.

Arcuri mengatakan tujuannya adalah untuk membuat aplikasi tersedia di tingkat nasional setelah pengujian regional.

"Ini akan menjadi pilar strategi kami untuk menghadapi tahap pasca-darurat," kata Arcuri.

Kementerian Inovasi Italia meluncurkan tender bulan lalu untuk pengembang aplikasi. Kementerian itu menerima ratusan proposal. Komite khusus kemudian memilih produk Bending Spoons, menurut sebuah keputusan dari komisioner khusus.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement