Jumat 17 Apr 2020 22:10 WIB

Sejarah Kitab Hadis Sunan Abu Daud

Kitab Sunan Abu Daud mengumpulkan hadis-hadis sahih hingga dhaif

Sunan Abu Daud
Foto: Wikipedia
Sunan Abu Daud

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di luar kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, ada pula kitab yakni Sunan Abu Daud.

Istilah sunan (jamak dari kata sunnah, yakni Sunnah Rasulullah SAW) menunjukkan, judul-judul yang terkandung di dalamnya berpatokan pada subjek umum. Misalnya, persoalan thaharah (bersuci), shalat, zakat, puasa, haji, dan seterusnya.

Baca Juga

Biasanya, suatu kitab sunan tidak memuat hadis-hadis yang berkaitan dengan moralitas, sejarah, zuhud, dan lain-lain.

Oleh karena itu, dalam kitab sunan bukan hanya hadis sahih yang dikemukakan, tetapi juga hadis-hadis dhaif yang diberi catatan seperlunya oleh sang pengarang.

Hal seperti ini dilakukan karena, menurut Abu Daud, hadis-hadis dhaif yang tidak terlalu lemah memiliki kedudukan lebih tinggi daripada pendapat para sahabat.

Dalam pandangannya, tak ada satu pun yang layak dijadikan pegangan setelah Alquran selain hadis. Pemakaian opini sahabat hanya setelah tidak ditemukan nash yang berhubungan dengan suatu hukum tertentu.

Kandungan kitab

Dalam kitab sunan-nya, Abu Daud berhasil menyeleksi sekitar 4.800 hadis tanpa terulang dari sekitar 500 ribu hadis. Menurut pengakuannya sendiri, hadis-hadis yang dihimpun itu beberapa di antaranya berkatagori sahih, mendekati sahih, dan dhaif.

Hadis-hadis sahih dicirikan dengan tiadanya penjelasan tentang martabat dan kualitas hadis. Adapun hadis-hadis yang mendekati sahih, pada prinsipnya hampir sama kedudukannya dengan hadis shahih. Perbedaannya hanya terletak pada 'adalah (sikap adil) serta shiddiq (jujur) dari kepribadian sang perawi. Sementara itu, hadis-hadis yang diberi penjelasan secukupnya berarti berkualitas dhaif.

Menurut Abu Sulaiman al-Khataby, kitab Sunan Abu Daud memiliki susunan topik-topik yang lebih baik daripada kitab yang ditulis Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Abu Daud langsung membagi hadis-hadis yang dikumpulkannya dalam bentuk bab dan kitab. Secara keseluruhan, ada 1.871 bab dan 95 kitab.

Abu Daud meninggal dunia pada 21 Februari 889 M di Bashrah, Irak. Kitab sunan-nya mendapat perhatian besar dari para ulama hadis.

Manifestasi dari berbagai perhatian itu antara lain dengan munculnya kitab syarh (penjelasan) dan mukhtashar (ringkasan).

Beberapa di antaranya adalah Aun al-Ma'bud Syarh Sunan Abi Daud karya Syamsul Haq Azimabadi dan Badli al-Majhud fi Hall Abi Daud karya Khalil Ahmad Anshari (W. 1346 H). Keduanya merupakan dua kitab syarh terbaik yang sampai saat ini masih bisa didapatkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement