REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi mengakui adanya sejumlah siswa sekolah tingkat SLTA di Jawa Timur yang kesulitan mengakses internet. Padahal pemerintah setempat mengeluarkan kebijakan agar siswa belajar di rumah setelah mewabahnya virus corona atau Covid-19.
Di antara sekolah di daerah yang kesulitan mengakses internet itu, tiga di antaranya berada di Pacitan tepatnya di daerah pegunungan. Akan tetapi di daerah tersebut masih bisa menggunakan aplikasi perpesanan Whatsapp. Dengan demikian pembelajaran bisa dilakukan lewat Whatsapp.
"Sekolah di Jatim yang kesulitan dijangkau internet, di antaranya yang ada di daerah pegunungan di Pacitan. Di sana ada tiga sekolah yang kesulitan mengakses internet tetapi masih bisa menggunakan WhatsApp," ujar Wahid di Surabaya, Jumat (17/4).
Selain tiga sekolah di Pacitan, ada enam sekolah di daerah kepulauan Madura yang tidak terjangkau akses internet sama sekali. Salah satunya berada di Pulau Sakala. Di sana, tetap diberlakukan belajar di sekolah sebagaimana biasanya, tetapi dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19.
"Karena tidak bisa internet, belajar mengajar tetap dilakukan di sekolah. Siswa masuk setiap hari tetapi protokol tetap dilaksanakan. Jumlah siswanya juga sedikit sehingga bisa diatur jaraknya dan tetap pakai masker," kata Wahid.
Begitu pun lima sekolah sisanya. Di daerah sekitar sekolah tersebut juga tidak terjangkau internet namun masih bisa mengirimkan SMS sehingga proses belajar mengajar dilakukan melalui SMS tersebut.
"Ada lima lainnya (di daerah kepulauan Sumenep) itu hanya bisa pakai SMS. Proses belajar mengajarnya pun pakai SMS," ujar Wahid.