REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nasa'i terkenal sangat selektif dalam meriwayatkan hadis. Dalam mengomentari selektivitas Nasa'i, Ibn Shalah mengatakan, sang pengarang Sunan Nasa'i itu "berani" meriwayatkan hadis yang dipersengketakan. Keberanian dalam arti, pada setiap generasi, di mana saat itu muncul kritikus-kritikus hadis yang terkadang keras dan moderat.
Adapun Nas'i menyikapinya dengan pemahaman yang objektif. Naisaburi dalam komentarnya terhadap periwayatan Nasa'i mengatakan, "Syarat yang dipakai Nasa'i lebih ketat dibandingkan dengan syarat yang digunakan Muslim al-Hajjaj."
Dan, mungkin karena faktor inilah Abu Abdillah al-Rasyid dalam pendahuluan Sunan Nasa'i mengungkapkan, kitab hadis ini merupakan kitab terbaik. Sebab, di dalamnya menggabungkan dua bentuk metodologi Imam Bukhari-Imam Muslim serta menambah banyak keterangan yang menyangkut illat (cacat rawi).
Sosok pengarang
Sunan Nasa'i merupakan karya terbesar Abu Abdurrahman Ahmad bin Syuaib bin Ali bin Sinan bin Bahr al-Khurasani al-Nasa'i.
Dalam sebuah riwayat dikatakan, penulisan tentang Sunan Nasa'i dimaksudkan sebagai persembahan terbesar darinya kepada Gubernur Ramlah.
Ketika kitab tersebut hendak diserahkan, Gubernur Ramlah sempat bertanya pada Nasa'i, "Apakah isi kitab itu shahih?"
Nasa'i menjawab, "Ada yang shahih, ada yang hasan, dan ada pula yang mendekati keduanya."
Gubernur Ramlah lalu menyuruh Nasa'i untuk menyeleksi kembali hadis-hadis yang semula bernama Sunan al-Kubra tersebut.
Namun, karena dalam kenyataannya Sunan Nasa'i masih memuat Hadis-hadis majhul (tidak diketahui), majruh (cacat), dhaif, dan memuat perawi yang terkadang masuk dalam kategori al-juhalat (bodoh), ghair tsiqat (tak bisa dipercaya), al-ghulat (salah), dan semacamnya.
Alhasil, banyak ulama berselisih pendapat tentang kedudukan Sunan Nasa'i dalam kategori kesahihannya. Bagaimanapun, jumlah hadis yang diperdebatkan itu tidak terlampau banyak dibanding hadis-hadis yang shahih dan belum terdapat dalam literatur ulama sebelumnya. Maka, secara umum mayoritas ulama menilai Sunan Nasa'i sebanding dengan Sunan Abu Daud.