REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama hidupnya, Ibn Majah meninggalkan karya tidak kurang dari 30 judul. Karya-karya itu terbagi dalam tiga kelompok besar, yakni pembahasan ihwal ilmu tafsir, tarikh (biografi), dan hadis.
Bagaimanapun, di antara ketiganya, bidang yang terakhir itu merupakan buah tangan yang paling masyhur. Dalam bidang hadis, ia menulis karya sunan-nya.
Dari segi materi, Sunan ibn Majah terdiri atas 4.341 hadis. Sebanyak 3.002 hadis di antaranya telah termaktub dalam Kutub al-Khamsah (Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i). Hanya sekitar 1.339 hadis saja yang terbilang orisinil.
Dalam penelitiannya, Fuad Abd Baqi' menjelaskan, dari sebanyak 1.339 hadis yang dikatakan orisinil tersebut, ada sejumlah 328 hadis yang berkualitas sahih. Kemudian, sebanyak 99 hadis berstatus hasan. Sebanyak 613 hadis berkualitas dhaif, sedangkan 99 hadis lainnya berkualitas tertuduh (buruk).
Ibn Hajar mencatat, jumlah bab dan pasal yang terkandung dalam Sunan Ibn Majjah lebih sistematis dan rapi bila dibandingkan dengan bab-bab yang ada dalam kitab hadis lain.
Keterangan-keterangan yang termuat dalam Sunan Ibn Majah umumnya bernas dan jelas. Adapun sistematika pembahasannya tak jauh berbeda dengan kitab-kitab sunan pada umumnya.
Jika dibandingkan dengan Kutub al-Khamsah, maka Sunan Ibn Majah memiliki berbagai "kelemahan."
Pertama, kitab ini memuat banyak hadis yang berkatagori zawaid atas hadis-hadis yang ada dalam Kutub al-Khamsah.
Kedua, hadis yang berkualitas dhaif tidak mendapat kejelasan sebab kedhaifannya. Oleh karena persoalan ini, banyak ulama hadis memandang "sebelah mata" terhadap Sunan Ibn Majjah. Fuad Abd Baqi' mencatat, ada sekitar 712 hadis dhaif dalam Sunan Ibn Majah dan dibiarkan begitu saja tanpa komentar atau penilaian sedikit pun.