REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Pelatih legendaris asal Italia, Giovanni Trapattoni mengaku merindukan sepak bola. Aktivitas lapangan hijau sejenak terhenti. Menurutnya, ada tantangan besar yang sedang dihadapi.
"Menyedihkan, karena lewat olahraga ini, ada kehidupan dan sukacita. Bahkan perang dunia tidak menghentikan sepakbola secara sepenuhnya. Ini membuat kita berefleksi, tentang keseriusan masalah yang dihadapi," kata Trapattoni, dikutip dari Football Italia, Sabtu (18/4).
Ia menunjukkan contoh pengaruh besar sepakbola. Menurutnya olahraga ini, bisa menjadi alat paling sederhana untuk menyatukan orang-orang muda di seluruh dunia. Sepak bola melampaui berbagai perbedaan. Baik itu ideologi, bahkan politik.
Trapattoni berharap badai segera berlalu sehingga sepakbola kembali bergulir dengan segenap perubahan yang terjadi. "Saya pikir kami butuh memulai lagi, dan saya berharap dengan cara yang lebih baik," ujar sosok yang akrab disapa Mr Trap itu.
Sosok 81 tahun itu bergelimang sukses baik sebagai pemain dan pelatih. Ia meraih trofi lokal dan Eropa saat merumput bersama AC Milan. Ketika menekuni dunia kepelatihan, Trapattoni sukses besar di Juventus. Ia mengoleksi trofi lokal, Eropa, dan dunia.
Kecintaannya pada sepakbola tak perlu diragukan lagi. Di usia yang telah menyentuh angka 81, ia masih bermimpi bermain dan berlatih. Tentu saja, itu tidak lagi menjadi obsesi. Pasalnya selain faktor fisik, ia merasa sudah puas dalam menekuni karirnya.
"Saya memiliki kehidupan yang bahagia. Saya berterima kasih kepada Tuhan untuk hal itu," ujar Trapattoni.