Sabtu 18 Apr 2020 15:24 WIB

Warga Wuhan Wajib Tes Sebelum Tinggalkan Kota

Warga Wuhan, China, diminta tes asam nukleat sebelum tinggalkan kota.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nora Azizah
Warga Wuhan, China, diminta tes asam nukleat sebelum tinggalkan kota (Foto: suasana kota Wuhan, China)
Foto: EPA-EFE/ROMAN PILIPEY
Warga Wuhan, China, diminta tes asam nukleat sebelum tinggalkan kota (Foto: suasana kota Wuhan, China)

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Cina memerintahkan kepada warga Wuhan yang bekerja dalam pekerjaan terkait layanan tertentu harus mengikuti tes virus korona jika ingin meninggalkan kota, Sabtu (18/4).  Perintah itu datang setelah lockdown selama 70 hari berakhir.

Komisi Kesehatan Nasional menyatakan, orang-orang di Wuhan yang bekerja di bidang keperawatan, pendidikan, keamanan, dan sektor-sektor lain dengan paparan tinggi kepada masyarakat harus mengikuti tes asam nukleat sebelum meninggalkan kota. Pemerintah provinsi Hubei akan membayar untuk melakukan tes tersebut.

Baca Juga

Ketika Wuhan melonggarkan pembatasan yang sebelumnya berlangsung, orang-orang yang tiba di sana sebelum Tahun Baru Imlek diizinkan untuk kembali ke rumah masing-masing di luar kota. Orang-orang yang bekerja di sektor lain yang ingin meninggalkan Wuhan didorong untuk melakukan tes sukarela sebelum pergi.

Dalam tujuh hari kedatangan di tempat tujuan, orang yang dapat menunjukkan hasil tes bahwa tidak membawa virus, serta tagihan kesehatan yang bersih pada aplikasi kesehatan, dapat bekerja. Semua orang harus menghabiskan 14 hari di karantina sebelum kembali bekerja.

Pihak berwenang telah bekerja dengan raksasa teknologi Cina untuk merancang sistem kode kesehatan berbasis warna. Teknologi ini akan diambil melalui aplikasi seluler, yang menggunakan data geolokasi dan informasi yang dilaporkan sendiri untuk menunjukkan status kesehatan seseorang. Pemerintah Wuhan akan mempercepat upayanya untuk menyelidiki kasus virus korona tanpa gejala dan mengonfirmasi keberadaan antibodi pada orang.

Kota yang menyumbang 60 persen dari infeksi dan 84 persen dari jumlah kematian di Cina ini telah menguji penduduk secara agresif. Banyak perusahaan telah meminta pekerja dari kota untuk menjalani tes sebelum melanjutkan pekerjaan.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement