REPUBLIKA.CO.ID, SEATTLE -- Microsoft melaporkan penjualan pada kuartal saat ini akan lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya. Hal itu disebabkan karena gangguan terkait pandemi COVID-19 yang mempengaruhi manufaktur di Cina.
Bisnis komputasi pribadi perusahaan yang mencakup instalasi Windows dan laptop, serta tablet Surface, disebut akan mencatat penjualan yang lebih rendah. Angka itu diperkirakan akan lebih rendah daripada yang dikatakan para investor untuk harapkan bulan lalu.
"Meskipun kami melihat permintaan Windows yang kuat sesuai dengan harapan kami, rantai pasokan kembali ke operasi normal pada kecepatan yang lebih lambat daripada yang diantisipasi," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, dilansir di laman New York Times, Sabtu (18/4).
Saham Microsoft pun turun sekitar satu persen dalam perdagangan after-market pada Rabu (15/4) malam. Meskipun demikian, bisnis komputasi cloud yang tumbuh cepat tidak terpengaruh adanya pandemi ini.
Tak hanya Microsoft, sekitar sepekan yang lalu, Apple memberikan peringatan bahwa perusahaan teknologi raksasa itu akan memangkas proyeksi penjualan. Alasannya tak lain tak bukan adalah krisis kesehatan masyarakat akibat adanya pandemi COVID-19.
Apple mengatakan pabrik-pabriknya yang membuat iPhone lebih lambat untuk dibuka kembali setelah Tahun Baru Imlek daripada yang diharapkan. Perusahaan itu juga mengalami permintaan yang lebih rendah untuk produk-produknya dari konsumen Cina karena toko-toko di Cina ditutup, meski beberapa sudah mulai dibuka lagi.
Menurut direktur pelaksana Wedbush Securities, Dan Ives, adanya peringatan keuangan dari kedua perusahaan raksasa yang paling bernilai di dunia ini, menggarisbawahi kerentanan rantai pasokan teknologi di Cina. Banyak perusahaan teknologi di Amerika Serikat mengandalkan pabrik-pabrik besar di Cina, meskipun beberapa sudah mulai beralih ke negara lain seperti Vietnam.
"Ketika pemimpin seperti Microsoft keluar dan berbicara tentang rantai pasokan dan bagaimana hal itu akan berdampak negatif terhadap permintaan PC, itu memicu nyala api dari beberapa kekhawatiran di luar sana untuk rantai pasokan yang lebih luas," katanya.
Tidak seperti Apple, Microsoft tidak menjual banyak di China, dan pasar menyumbang kurang dari dua persen dari pendapatan perusahaan. Sementara produk Windows dan Office digunakan di Cina, perangkat lunaknya sering dibajak.