REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibnul Qayyim dalam risalahnya menjelaskan tentang syafaat yang dimiliki Rasulullah SAW. Menurutnya, ada enam jenis syafaat Nabi Muhammad SAW.
Pertama, syafaat yang besar (asy-Syafa’ah al-Kubra). Disebut besar, karena hanya Nabi Muhammad SAW-lah yang dapat melakukannya. Seluruh nabi dan rasul selain diri beliau tak mampu melakukannya.
Ini terjadi ketika umat manusia menjelang dihisab dalam pengadilan Hari Akhir. Keadaan Padang Mahsyar sangat memberatkan manusia. Tiap orang lantas mendatangi nabi-nabi mereka. Namun, tiap nabi itu menolak hingga sampailah pada Nabi Muhammad SAW. Kemudian, Rasulullah SAW pun memohonkan syafaat kepada Allah SWT bagi mereka.
Kedua, syafaat Nabi SAW untuk kaum beriman yakni mereka yang calon penghuni surga. Dengan syafaat itu, mereka akan dimudahkan masuk ke dalam Jannah-Nya. Hal ini telah diungkapkan dalam suatu hadis sahih dan panjang yang diriwayatkan dari Abu Hurairah.
Ketiga, syafaat Rasulullah SAW orang-orang beriman yang melakukan maksiat saat hidup di dunia. Mereka menurut hisab pantas dimasukkan dalam neraka. Namun, Rasul SAW kemudian memohonkan syafaat kepada Allah sehingga Zat Yang Mahapengampun mengampuni dosa-dosa mereka.
Keempat, syafaat Rasulullah SAW yang diperuntukkan bagi penduduk neraka yang semasa hidupnya mengakui "Laa Ilaaha Illa Allah." Mereka itu masuk neraka lantaran dosa-dosa mereka selama di dunia.
Kelima, syafaat Nabi SAW bagi para penghuni surga. Dengan memohonkan syafaat ini kepada Allah SWT, penduduk itu akan meningkat derajatnya di dalam surga. Siapa saja yang dapat menerima keberuntungan ini? Adalah mereka yang hidupnya dilalui secara ikhlas, hanya menyembah dan memohon perlindungan kepada Allah SWT.
Ini sesuai firman Allah SWT dalam surah al-An'aam ayat 51. Artinya, "Peringatkanlah dengannya (Alquran) itu orang yang takut akan dikumpulkan menghadap Tuhannya (pada Hari Kiamat), tidak ada bagi mereka pelindung dan pemberi syafaat (pertolongan) selain Allah, agar mereka bertakwa.”
Keenam, syafaat Rasulullah SAW untuk anggota keluarganya yang meninggal dalam keadaan non-Muslim. Sebagai contoh, Abu Thalib. Dialah paman Nabi SAW yang dengan penuh kasih-sayang terus melindungi dan merawat beliau shalallahu 'alaihi wasallam. Namun, ia meninggal dalam keadaan kafir.
Dengan syafaat Rasul SAW, azab yang kelak ditimpakan kepada Abu Thalib akan diringankan azabnya. "Penduduk neraka yang paling ringan siksanya adalah Abu Thalib. Dia diberi dua sandal yang menyebabkan otaknya mendidih” (HR. Ahmad).
Wallahu A’lam.