REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menolak warganya disebut miskin baru (Misbar) akibat pandemi Covid-19. Menurutnya, sebutan tersebut akan memperburuk mental masyarakat.
"Saya lebih cenderung namanya warga terdampak Covid-19. Tidak ada Misbar. Nanti kalo masuk kategori miskin baru secara mentalitas jadi miskin. Jangan! Namanya warga terdamapak Covid-19," kata Dedie saat memberi keterangan di akun YouTube Pemkot Bogor, Sabtu (18/4).
Sebutan Misbar, jelas Dedie, seakan-akan negara telah merencanakan kemiskinan bagi masyarakat. Padahal, tak seperti itu.
Tugas negara bukan untuk memperkaya masyarakatnya melainkan mensejahterakan masyarakat. "Saya jadi wakil wali kota, tujuannya mensejahterakan bukan membantu rakyat," ucap Dedie.
Di Kota Bogor, sambung Dedie, terdapat sekitar 55 ribu warga yang terdampak Covid-19 masuk dalam kategori non-DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial). Dia menyatakan, Pemkot Bogor akan mengupayakan agar warga tersebut dapat menerima bantuan.
Dedie meminta, masyarakat Kota Bogor memahami tak semua warga masuk dalam data non-DTKS. Karena itu, dia berharap, warga tak berebut meminta bantuan ditengah pandemi Covid-19.
"Saya mohon maaf, jangan tiba-tiba ngaku miskin, jangan. Ini menang dalam waktu yang susah. Tapi jangan mau dikategorikan miskin. Kita harus punya harga diri. Dan membantu yang betul-betul miskin diprioritaskan," kata dia.