REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, Palestina, akan ditutup untuk shalat berjamaah sepanjang bulan suci Ramadhan. Keputusan ini lantaran Ramadhan diprediksi masih dalam situasi pandemi Covid-19.
Biasanya, bulan Ramadan menjadi momen untuk menarik lebih banyak kedatangan kaum Muslimin ke kompleks Masjid al-Aqsha, termasuk Kubah Batu (Dome of the Rock). Namun, pada tahun ini dunia sedang dirundung wabah virus.
Alhasil, keputusan itu berarti memperpanjang larangan yang telah dikeluarkan sebelumnya pada 23 Maret lalu.
Dilansir Reuters, dalam sebuah pernyataan, dewan yang ditunjuk Yordania mengawasi situs-situs Islam di kompleks suci itu membenarkan informasi tersebut. Pihaknya mengakui, keputusan ini menyakitkan. Namun, langkah ini dipastikan telah sesuai dengan fatwa ulama dan nasihat medis.
"Kaum Muslimin mesti melakukan shalat di rumah mereka masing-masing selama bulan Ramadhan. Ini untuk menjaga keamanan mereka," demikian kutipan pernyataan dewan tersebut, seperti dilansir Reuters, Sabtu (18/4).
Bulan suci Ramadhan diperkirakan akan mulai berlangsung pada 23 April 2020.
Yerusalem adalah tanah suci bagi umat Islam, Kristen, dan Yahudi. Pandemi Covid-19 telah mengubah situasi setempat yang biasanya selalu ramai pengunjung.
Pada pekan lalu, orang-orang Yahudi yang hendak berziarah di Yerusalem diminta untuk tinggal di rumah masing-masing.
Di Gereja Makam Kudus, yang dianggap kaum Nasrani sebagai tempat penyaliban Yesus, biasanya penuh pengunjung. Apalagi, dalam momen Paskah. Namun, hari raya umat Kristen itu pada 12 April lalu terbilang lengang di Yerusalem.
Israel telah melaporkan sedikitnya 140 kematian dan hampir 12.600 kasus positif Covid-19. Ada dua kematian dan hampir 300 kasus di Jalur Gaza Palestina dan Tepi Barat yang diduduki Israel. Semua masjid di Gaza telah ditutup sejak 25 Maret, dan sejak 14 Maret di Tepi Barat.