REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay, meminta Pemerintah segera mengumumkan lembaga-lembaga pelatihan yang akan menjadi mitra dalam program kartu prakerja. Sebab, saat ini, para calon peserta telah melakukan proses pendaftaran. Mereka akan memilih lembaga pelatihan yang sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.
“Para peserta yang terpilih untuk mengikuti pelatihan ini tentu ingin mengetahui profile masing-masing lembaga pelatihan. Dari situ mereka akan menentukan pilihan. Jangan sampai, lembaga pelatihan yang mereka pilih ternyata tidak sesuai ada yang sesuai dengan minat dan bakatnya," ujar Saleh dalam pesan singkatnya kepada Republika.co.id, Sabtu (18/4).
Saleh juga mendesak, pemerintah untuk memaparkan secara lebih detail apa saja yang akan diajarkan oleh lembaga-lembaga pelatihan tersebut. Sebab, disinyalir bahwa pelatihan yang diberikan tidak jauh berbeda dengan apa yang ada di media-media sosial.
Jika demikian, kata Saleh, tentu tidak perlu bekerja sama denga lembaga-lembaga pelatihan. Mengingat pelatihan lewat media sosial sudah sangat banyak dan rata-rata gratis.
“Ada banyak pelatihan gratis. Misalnya, pelatihan beternak kambing, ayam, udang, ikan, dan lain-lain. Ada juga pelatihan bertanam palawija seperti cabe, bayam, jagung, wotel, mentimun, dan lain-lain. Bahkan banyak juga pelatihan dan panduan bisnis online yang dapat diikuti secara gratis," ungkapnya
Selain itu, pemerintah diminta agar menjelaskan langkah yang akan dilakukan oleh peserta pelatihan setelah mereka selesai mengikuti program tersebut. Saleh menanyakan, apakah sudah ada perusahaan yang siap menampung mereka bekerja, atau paling tidak magang? Apakah ada skema pemberian modal kepada mereka jika nanti ada rencana untuk membuka usaha sendiri?
“Jangan sampai, sebelum ikut program mereka menganggur, setelah ikut juga menganggur. Itu artinya mereka menganggur dua kali. Mereka hanya dapat insentif pelatihan saja. Kalau begitu modelnya, kartu prakerja ini persis sama dengan bantuan-bantuan sosial lainnya," tutur politikus Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.