Ahad 19 Apr 2020 12:34 WIB

Tambah Ilegal Longsor, Sembilan Warga Tertimbun

Sembilan korban tewas tertimbun longsor sedalam delapan meter.

Ilustrasi longsor. Sebanyak sembilan warga Solok Selatan, Sumatera Barat, ditemukan tewas tertimbun di lubang tambang emas ilegal di Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batang Hari.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Ilustrasi longsor. Sebanyak sembilan warga Solok Selatan, Sumatera Barat, ditemukan tewas tertimbun di lubang tambang emas ilegal di Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batang Hari.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK SELATAN -- Sebanyak sembilan warga Solok Selatan, Sumatera Barat, ditemukan tewas tertimbun di lubang tambang emas ilegal di Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batang Hari. Seluruh korban telah dievakuasi dan dikembalikan ke keluarga.

"Hingga pagi ini ini semua korban ditemukan meninggal dunia, sudah dievakuasi semua dan sekarang disemayamkan di rumah korban," kata Kapolres Solok SelatanAKBP Imam Yulisdianto di Padang Aro, Ahad (19/4).

Baca Juga

Longsor tersebut, katanya, terjadi pada Sabtu (18/4) sekitar pukul 17.50 WIB. Para korban tertimbun material tanah yang longsor yang digali secara manual karena diduga terdapat kandungan emas.

"Saat kejadian sedang hujan," ujarnya.

Sementara dari informasi yang diterima Antara para korban yang tertimbun semuanya warga Kecamatan Sangir Batang Hari. Identitas korban itu adalah Menan (58), Dedi (30), Husin (50), Jaja (25), Buyuang (30), Abu (35),Yandi (40), Ipit (35) yang semuanya warga Jorong Rawang, Nagari Ranah Pantai Cermin. Seorang korban lagi yang bernama Iril (35) merupakan warga Jorong Talakiak, Nagari Ranah Pantai Cermin.

Camat Sangir Batang Hari Gurhanadi mengatakan berdasarkan informasi dari warga, kedalaman lubang tambang yang runtuh dan menimbun sembilan orang tersebut sekitar delapan meter. Warga yang tertimbun, katanya, delapan orang laki-laki dan satu orang perempuan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement