Ahad 19 Apr 2020 14:43 WIB

Bank Mandiri Siapkan Skema Restrukturisasi Kartu Kredit 

Volume transaksi kartu kredit Bank Mandiri turun 10 persen pada Maret.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Teller menghitung uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (13/3). Volume transaksi kartu kredit Bank Mandiri turun 10 persen pada Maret dibandingkan Februari.
Foto: Republika/Prayogi
Teller menghitung uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (13/3). Volume transaksi kartu kredit Bank Mandiri turun 10 persen pada Maret dibandingkan Februari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku industri perbankan telah menyiapkan program keringanan pembayaran kartu kredit bagi nasabah yang terdampak virus corona. Hal ini sejalan dengan imbauan Bank Indonesia terkait kebijakan pelonggaran kartu kredit yang efektif pada 1 Mei 2020.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berencana memberikan keringanan bagi pemegang kartu kredit yang terdampak virus corona. Perseroan akan mematuhi dengan mengimplementasikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia.

Baca Juga

SVP Credit Card Group Bank Mandiri Lila Noya mengatakan perseroan telah memahami dan melakukan antisipasi langkah yang diambil Bank Indonesia. “Tentu saja kebijakan tersebut akan berpengaruh terhadap bisnis kartu kredit, tetapi saat ini prioritas utama kita adalah mendukung pemerintah dalam memberi stimulus bagi perekonomian,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Ahad (19/4).

Hanya saja, Lila meminta bagi para nasabah dapat tetap menggunakan kartu kreditnya dan juga menunaikan kewajiban pembayaran dengan lebih leluasa. “Langkah ini agar kualitas kredit nasabah tetap terjaga lancar,” ucapnya.

Lila mengakui saat ini justru terjadi penurunan transaksi kartu kredit selama masyarakat menerapkan work from home dan social distancing untuk meminimalisasi penyebaran virus corona. Tercatat, volume transaksi Maret mengalami penurunan sebesar 10 persen dibandingkan Februari 2020.

“Volume transaksi year on year Maret tidak turun tetapi stabil. Tetapi jika dibandingkan Februari 2020 turun lebih dari 10 persen,” jelasnya.

Lila menjelaskan penurunan terjadi dari semua transaksi kecuali transaksi di supermarket, minimarket, dan e-commerce. “Transaksi yang volumenya tetap tumbuh untuk kebutuhan sehari-hari,” ucapnya.

Menurutnya perseroan telah menyiapkan restrukturisasi bagi pemegang kartu kredit yang terdampak virus corona. Langkah ini sekaligus untuk mengantisipasi penurunan bisnis kartu kredit perseroan.

Adapun program tersebut berupa mengubah outstanding tagihan kartu kredit menjadi cicilan tetap dan beberapa pilihan tenor sampai 18 bulan dengan bunga ringan. Para nasabah yang menanyakan program tersebut melalui contact center meskipun pengajuan permohonan belum banyak. 

“Ada yang sudah disetujui. Rata-rata restrukturisasi kartu kredit yang disetujui memiliki outstanding tagihannya di atas Rp 10 juta. Namun, pemberian restrukturisasi tidak dibatasi berdasarkan limit,” jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement