Ahad 19 Apr 2020 17:11 WIB

Bupati Banyumas Belum Berencana Usul Penerapan PSBB

Banyumas gencar mengamati klaster yang terdeteksi menjadi penyebar corona.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Kereta Inspeksi milik PT . KAI melakukan pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan serta kebersihan terkait penyebaran virus corona, kepada penumpang, di Stasiun Purwokerto, Banyumas, Jateng, Ahad (8/3/2020).
Foto: Antara/Idhad Zakaria
Kereta Inspeksi milik PT . KAI melakukan pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan serta kebersihan terkait penyebaran virus corona, kepada penumpang, di Stasiun Purwokerto, Banyumas, Jateng, Ahad (8/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Bupati Banyumas Achmad Husein menyatakan, sampat saat ini belum berencana status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayahnya. Dia mengaku sedang berupaya agar sebisa mungkin menghindari penerapan PSBB karena dampaknya akan cukup besar bagi aktivitas dan kegiatan ekonomi daerah.

Untuk itu, dia menilai, pihaknya sudah sangat hiperaktif dalam upaya penanganan dan pencegahan penyebaran penyakit Covid-19. Antara lain, dengan melakukan klaster-klaster yang terdeteksi menjadi episentrum penyebaran penyakit.

Baca Juga

''Klaster-klaster yang kemungkinan menjadi episentrum langsung kita lingkari dan kita lakukan karantina dengan cepat. Mudah-mudahan cara ini bisa menekan kemungkinan penyebaran Covid,'' ucap Bupati, saat menghadiri acara simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) terkait penanganan Covid 19 di di Auditorium Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Sabtu (18/4).

Seperti dalam penanganan peserta Ijtima Ulama di Gowa, Bupati mengaku pihaknya telah bertindak cepat dengan melakukan deteksi dan melalukan rapid tes pada 62 peserta Ijtima dan keluarganya. ''Kita sampai melakukan rapid test pada 192 orang. Baik pada peserta Ijtima maupun pada anggota keluarganya,'' jelasnya.