Ahad 19 Apr 2020 23:41 WIB

ACT-MRI Maluku Gelar Operasi Makan Gratis di Ambon

Sebanyak 500 paket pangan dibagikan untuk pekerja harian di Kota Ambon.

Aksi Cepat Tanggap (ACT)-Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Maluku menggelar operasi makan gratis sebanyak 500 paket pangan untuk pekerja harian di Kota Ambon.
Foto: dok. ACT
Aksi Cepat Tanggap (ACT)-Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Maluku menggelar operasi makan gratis sebanyak 500 paket pangan untuk pekerja harian di Kota Ambon.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Aksi Cepat Tanggap (ACT)-Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Maluku menggelar operasi makan gratis sebanyak 500 paket pangan untuk pekerja harian di Kota Ambon.

"Ratusan paket pangan tersebut disalurkan untuk pembawa becak, supir angkutan umum , gojek, jukir dan pedagang asongan," kata Kepala Cabang ACT Maluku Wahab Loilatu di Ambon, Ahad (19/4).

Baca Juga

Ia mengatakan, operasi makan gratis ini merupakan salah satu program ACT untuk membantu keluarga pra-sejahtera di Indonesia, untuk pekerja harian yang terdampak Covid-19. Wabah ini pastinya membawa dampak terhadap sistem perekonomian keluarga pra-sejahtera, karena itu ACT-MRI Maluku berupaya membantu lewat kegiatan ini.

Muhammad Syamsudin Mahu, staf program ACT Maluku menjelaskan kegiatan itu dijadwalkan berlangsung selama 4 hari mulai Sabtu (18/4). "Targetnya pengemudi ojek, tukang becak, pembawa gerobak dan Jukir serta pedagang asongan. Setiap hari sebanyak 100 paket pangan kita salurkan ke pekerja harian di lokasi yang berbeda," katanya.

Jumlah pedagang asongan, pengemudi ojek, dan pembawa becak di kota Ambon begitu banyak sehingga ACT akan menyalurkan makanan gratis ini ke tempat-tempat yang berbeda agar masyarakat prasejahtera dapat terbentuk kebutuhan pangan mereka selama mewabahnya virus corona.

Bapak Abu salah satu penerima manfaat yang bekerja sebagai pengemudi becak sangat bersyukur dengan program ACT memberikan makanan gratis, dan berharap terus diadakan pada masa sulit akibat pandemi COVID-19 ini. "Katong sebagai pekerja tulang seperti ini sebelum corona cari uang pun sangat susah, apa lagi dengan adanya virus ini, untuk makan saja sangat susah. Kalau hanya berdiam diri di dalam rumah, katong mau makan apa? Pendapatan setiap hari Rp60 ribu itu sebelum virus corona ada, sekarang Rp 20 ribu saja sangat sulit untuk kita dapat, katong berharap agar ACT dapat membantu dalam bentuk lain lagi seperti beras," kata Abu.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement