REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Direktur Manajer Mekanisme Stabilitas Eropa Klaus Regling mengatakan negara-negara Eropa masih membutuhkan bantuan finansial setidaknya sebesar 500 miliar euro lagi dari institusi-institusi Uni Eropa. Agar mereka dapat memulihkan perekonomian usai pandemi virus korona.
Dalam wawancaranya dengan surat kabar Italia Corriere della Sera, Regling mengatakan cara termudah mendapatkan dana sebesar itu melalui Komisi Eropa dan anggaran Uni Eropa. Di sisi lain ia memperingatkan mungkin dana yang dibutuhkan lebih besar lagi.
"Saya akan katakan untuk fase kedua kami membutuhkan setidaknya 500 miliar euro dari institusi-institusi Eropa, tapi bisa juga lebih," kata Regling, Ahad (19/4).
Ia mengatakan pembahasan bantuan finansial tersebut harus dilakukan dengan pikiran terbuka. Tapi juga harus menggunakan institusi yang sudah ada, karena prosesnya akan menjadi lebih mudah dilakukan.
"Terutama Komisi Eropa dan anggaran Uni Eropa, memikirkan kembali anggara Eropa dapat menyatukan Eropa," kata Regling.
Pada 9 April lalu, menteri-menteri keuangan Uni Eropa sepakat dalam memberikan jaring pengaman untuk negara, perusahaan dan individu dari dampak virus corona. Mereka setuju untuk memberikan bantuan finansial sebesar 540 miliar euro.
Mereka juga setuju negara-negara yang masuk dalam zona euro yang International Monetary Fund prediksi akan mengalami resesi sebesar 7,5 persen pada tahun ini membutuhkan bantuan keuangan untuk memulihkan diri. Tapi hingga kini mereka belum sepakat berapa banyak bantuan dan dari mana dana bantuan pemulihan tersebut.
Pemimpin-pemimpin Uni Eropa akan membahasnya dalam video konferensi pada 23 April mendatang. Tampaknya gagasan untuk membiarkan Komisi Eropa meminjam ke pasar dan meminjamkan dana untuk meraih dampak yang lebih besar muncul dalam pembahasan.