Senin 20 Apr 2020 06:58 WIB

Ratusan Petugas Medis Mumbai Meninggal Dunia Akibat Covid-19

Lebih dari 200 tenaga medis Mumbai meninggal karena tertular dari bangsal nonCovid-19

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Pekerja sipil menyemprotkan disinfektan ke polisi di Mumbai, India, Selasa (14/4). Perdana Menteri India Narendra Modi pada Selasa memperpanjang karantina untuk mencegah puncak epidemi terbesar di dunia
Foto: AP/Rafiq Maqbool
Pekerja sipil menyemprotkan disinfektan ke polisi di Mumbai, India, Selasa (14/4). Perdana Menteri India Narendra Modi pada Selasa memperpanjang karantina untuk mencegah puncak epidemi terbesar di dunia

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Lebih dari 200 petugas medis yang bekerja di rumah sakit pemerintah dan swasta Mumbai meninggal dunia akibat infeksi virus corona jenis baru atau Covid-19. Hal itu meningkatkan kehawatiran mengenai persediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis.

Wakil Presiden Masyarakat Penelitian Klinis Keperawatan, Swati Rane, mengatakan, sumber utama infeksi bukan dari bangsal perawatan pasien virus corona, melainkan bangsal non-Covid-19. Menurut dia, para staf medis yang bekerja di bangsal non-Covid-19 tidak memiliki APD.

Baca Juga

"Sumber utama infeksi hari ini bukanlah bangsal Covid-19 melainkan bangsal non-Covid-19, ruang operasi, dan ruang gawat darurat di rumah sakit. Staf yang bekerja di sana tidak memiliki alat pelindung diri (APD), berbeda dengan mereka yang bekerja di bangsal Covid-19," ujar Rane kepada Aljazirah.

Rane mengatakan, pasien dengan gejala virus corona yang mengunjungi bangsal non-Covid-19 dapat menimbulkan risiko lain dan bisa menjadi carriers atau pembawa virus. Banyak dari mereka biasanya datang tanpa gejala dan melakukan kontak dengan staf medis yang bekerja di bangsal non-Covid-19.

"Mereka kemudian pergi ke bangsal lain dan bertemu dengan staf rumah sakit lain, dan tidak tahu bahwa mereka pembawa. Banyak perawat tinggal di asrama. Mereka bahkan menonton TV bersama. Bahkan, jika salah satu dari mereka terinfeksi, itu membuat semua orang rentan terhadap virus corona," ujar Rane.

Pada 5 April, lima organisasi yang mewakili pekerja medis menulis surat kepada komisioner Kota Mumbai, Praveen Pardeshi. Mereka menyatakan keprihatinannya atas peningkatan infeksi virus corona di kalangan petugas kesehatan kota tersebut.

Mumbai telah menjadi episentrum penyebaran virus corona, dengan lebih dari 2.000 kasus dan lebih dari 100 kematian. Sementara itu, secara keseluruhan, jumlah kasus infeksi virus corona di India mencapai lebih dari 16 ribu dengan 519 kematian. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement