Senin 20 Apr 2020 07:44 WIB

Turki Blokir Situs Berita Saudi dan UAE Terkait Khashoggi

Arab Saudi terlebih dahulu memblokir situas berita dari Turki.

Rep: Rizki Jaramaya/ Red: Nur Aini
Jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi.
Foto: AP
Jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Otoritas Turki memblokir sejumlah situs berita Arab Saudi dan Uni Emirate Arab (UAE) pada Ahad (19/4). Hal itu terjadi beberapa hari setelah situs lembaga penyiaran dan kantor berita Turki terlebih dahulu diblokir di Arab Saudi.

Langkah saling membalas itu disebut-sebut terkait dengan perselisihan atas pembunuhan jurnalis Jamal Kashoggi pada 2018 lalu di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, yang kemudian membuat relasi antara kedua negara menjadi buruk. Pengguna internet di Turki sempat mencoba mengakses situs kantor berita Arab Saudi (SPA), kantor berita UAE (WAM), dan sejumlah situs lainnya hingga mereka mendapat pesan yang bertuliskan bahwa situs-situs tersebut diblokir oleh pihak berwenang Turki.

Baca Juga

Situs berita berbahasa Turki dari media independen yang berbasis di London dan dijalankan oleh perusahaan asal Arab Saudi, independentturkish.com, menjadi salah satu laman internet yang diblokir. "Kami yakin bahwa ketegangan antara Arab Saudi dan Turki terlukiskan dengan apa yang kami alami," kata editor Nevzat Cicek, yang juga menyebut bahwa pemblokiran itu terlihat seperti upaya balasan terhadap Arab Saudi.

Sayangnya, Kementerian Peradilan Turki tidak bersedia berkomentar terkait hal itu. Sementara itu, kantor media pemerintahan Arab Saudi juga belum memberikan respons.

Sepekan sebelum peristiwa itu, Arab Saudi memblokir akses terhadap beberapa situs media Turki, termasuk milik lembaga penyiaran negara TRT dan kantor berita Anadolu. Sementara itu, masyarakat di UAE, sekutu dekat negara itu, mengatakan bahwa mereka bisa mengakses situs-situs Turki tersebut pada Ahad.

Pembunuhan Kashoggi yang merupakan jurnalis Arab Saudi pengkritik pemimpin de facto negaranya, Putra Mahkota Muhammad bin Salman, menjadi titik peningkatan ketegangan relasi Arab Saudi dan Turki. Bulan lalu, jaksa Turki mendakwa salah seorang ajudan dekat pangeran serta mantan wakil kepala intelijen Arab Saudi turut bertanggung jawab terhadap pembunuhan Kashoggi, bersama 18 orang lainnya yang melakukan kejahatan itu.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pembunuhan itu diperintahkan oleh "pejabat tertinggi" pemerintahan Arab Saudi. Pangeran Muhammad membantah dirinya terlibat, tetapi menyebut dia memikul tanggung jawab terhadap kejadian itu sebagai seorang pemimpin negara.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement