Senin 20 Apr 2020 08:32 WIB

Ekonom Indef Tantang Stafsus Debat Terkait Oligarki Milenial

Bhima Yudhistira sudah menunggu 1x24 jam, ternyata belum direspons Adamas Belva.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara: Bhima Yudhistira sudah menunggu 1x24 jam, ternyata belum direspons Adamas Belva.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara: Bhima Yudhistira sudah menunggu 1x24 jam, ternyata belum direspons Adamas Belva.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara (30 tahun) mengajukan tantangan terbuka kepada Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekaligus pendiri Ruang Guru, Adamas Belva Syah Devara. Bhima menjelaskan, surat terbuka dikirimnya dengan maksud mengajak Belva yang alumnus Beasiswa LPDB untuk melakukan debat terkait Kartu Prakerja, konflik kepentingan, oligarki milenial, serta permasalahan bangsa di tengah wabah Covid-19.

   

"Debat akan dilakukan dengan menggunakan video conference dan disiarkan live di berbagai kanal media. Jika bersedia menerima tantangan debat ini, Belva bisa menghubungi saya secara pribadi," ujar Bhima saat dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (20/4).

Bhima menekankan, niatannya mengajak debat terbuka tidak memuat kepentingan pribadi apa pun, selain agar publik bisa memahami bagaimana milenial bisa berkontribusi secara nyatab bagi perekonomian. "Saya berharap Belva bisa memenuhi undangan ini. Waktu dan tempat saya sesuaikan dengan Belva," ucap alumnus University of Bradford, Inggris tersebut.

Bhima menyoroti, di saat kondisi bencana Covid-19 melanda Indonesia, beberapa perusahaan justru mendapatkan keuntungan yang besar dari anggaran negara. Kemudian, sambung dia, tidak ada kesadaran bagi staf khusus milenial untuk melepaskan jabatan publik atau posisinya di perusahaan rintisan miliknya. "Ini preseden buruk bagi generasi milenial ke depannya," kata Bhima.

Kemudian, ia mengaku, belum mendengar gagasan besar yang disuarakan staf khusus milenial untuk mengatasi Covid-19. Bhima menyebut, tentunya dalam debat harapannya ada pertarungan ide-ide yang bisa bermanfaat bagi pengambil kebijakan dan masyarakat. Hal itu juga sebagai bentuk pencerdasan ke publik milenial. 

"Saya sudah menunggu 1x24 jam, ternyata belum ada respon. meskipun saya sudah hubungi langsung. Padahal ini debat yang sangat penting dan ditunggu oleh masyarakat luas," ucap Bhima.

Sebelumnya, Staf Khusus Presiden Jokowi Adamas Belva Delvara memberi klarifikasi tentang terpilihnya Skill Academy milik perusahaan rintisan Ruang Guru sebagai salah satu mitra program Kartu Prakerja yang diluncurkan Presiden Jokowi. Skill Academy yang merupakan perusahaan milik Belva dianggap mendapat keuntungan atas penunjukan sebagai mitra pemerintah untuk memberi pelatihan kepada masyarakat yang terdampak wabah Covid-19. Melalui akun Twitter, @AdamasBelva, alumnus Harvard University, AS itu menegaskan sama sekali tidak ikut dalam pengambilan keputusan apapun di program Kartu Prakerja.

Program Kartu Prakerja yang diluncurkan Presiden Jokowi menyasar sekitar 5,6 juta masyarakat Indonesia yang ingin mengikuti pelatihan untuk mendapatkan peluang berbisnis lebi baik. Para peserta nantinya bisa mendapatkan keterempilan baru dan meningkatkan kemampuan di bidang yang ditekuni, atau mendapat keterampilan baru. Peserta nantinya mendapat manfaat sebesar Rp 3,55 juta per orang, yang Rp 1 juta di antaranya untuk biaya program pelatihan, termasuk yang diadakan Ruang Guru.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement