REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Dunia harus menghadapi ancaman dari infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) karena belum ada jaminan bahwa vaksin yang sedang dikembangkan untuk mencegah penyakit itu berhasil diciptakan.
David Nabarro, seorang profesor di bidang kesehatan global di Imperial College London dan seorang utusan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa orang-orang di seluruh dunia harus beradaptasi dengan ancaman virus corona yang sedang berlangsung. Ia menjelaskan bahwa ada beberapa virus yang sangat sulit untuk dilakukan pengembangan vaksin.
"Jadi untuk masa yang akan datang, kita harus menemukan cara untuk menjalani hidup kita dengan virus ini sebagai ancaman konstan. Itu berarti mengisolasi mereka yang menunjukkan tanda-tanda penyakit dan juga kontak mereka. Orang yang lebih tua harus dilindungi. Selain itu, kapasitas rumah sakit untuk menangani kasus harus dipastikan. Itu akan menjadi hal yang normal bagi kita semua,” ujar Nabarro dilansir Tje Irish Independent, Senin (20/4).
Sebelumnya, The Sunday Times melaporkan para ilmuwan sedang menyelidiki penggunaan llama dalam pencarian, dengan sebuah penelitian baru di Belgia menunjukkan antibodi yang diperoleh dari darah llama dapat membantu menetralkan virus corona yang terkait Covid-19. Dengan menggunakan tikus dalam penelitian, para ilmuwan Korea Selatan (Korsel) sebelumnya juga mengatakan ferret bisa berperan dalam pengujian vaksin juga karena ketika terinfeksi, mereka merespons serupa terhadap manusia.
Sementara itu, mantan menteri kesehatan Inggris Jeremy Hunt mengatakan pandemi telah menunjukkan perlunya negara-negara untuk bekerja sama dalam sistem kesehatan global baru yang melibatkan kerja sama yang lebih baik antara pemerintah. Ia menjelaskan kondisi kesehatan global sekarang akan berada dalam daftar kecil namun krisis, termasuk perubahan iklim, yang hanya dapat diselesaikan melalui kerja sama internasional.