Senin 20 Apr 2020 12:06 WIB

Enam Perawat di Palembang Ditolak Pulang ke Rumah Kost

Enam perawat di RS Siloam Palembang terpaksa tinggal di rumah sakit.

Red: Nur Aini
Petugas kesehatan di Palembang ditolak oleh pemilik kost, ilustrasi
Foto: The Central Hospital of Wuhan via Weibo/Hando
Petugas kesehatan di Palembang ditolak oleh pemilik kost, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Enam petugas kesehatan di Siloam Hospitals Palembang (RS Siloam Sriwijaya) Sumatera Selatan yang bertugas sebagai perawat umum non-Covid-19 ditolak pulang ke rumah kost mereka dan diminta untuk melakukan isolasi diri karena dianggap bisa menyebarkan virus corona.

“Mereka lapor tidak boleh kembali ke tempat kost. Mereka diminta isolasi, padahal keenam perawat ini bukan tim khusus penanganan Covid-19,” kata Direktur Utama Siloam Hospitals Palembang Dr Bona Fernando dalam keterangan tertulis, Senin (20/4).

Baca Juga

Keenam petugas kesehatan tersebut merupakan perawat di bagian pelayanan umum dan setiap waktu pun dicek kondisi tubuhnya, baik ketika datang maupun usai bekerja.

“Bagaimana mereka harus melayani masyarakat jika mereka diminta tinggal di rumah kost dan mereka sudah dinyatakan negatif Covid-19,” kata Bona.

Enam perawat tersebut diminta untuk mengisolasi diri oleh pemilik kost tempat mereka menginap dan jika keluar areal penginapan, maka pemilik meminta agar mereka angkat kaki dari tempat tersebut. Akibat permintaan pemilik kost, keenam perawat sementara ini menetap di rumah sakit Siloam Palembang.

Menurut Bona, pihaknya memiliki tim kesehatan khusus Covid-19 yang terdiri atas dokter, perawat, dan tim medis pendukung lainnya. Tim tersebut secara khusus mengikuti prosedur ketat dalam penanganan Covid-19.

"Tim khusus penanganan Covid-19 itu kami siapkan ruangan khusus bagi para perawat. Ruangan khusus tersebut dalam satu areal rumah sakit. Mereka kerja melayani pasien terinfeksi virus corona dan otomatis ikut terisolasi. Sedangkan tim dokter penanganan Covid-19 pun kami awasi secara ketat,” kata Bona.

Dalam keterangannya, Bona berharap agar masyarakat bisa menghapus stigma buruk para petugas kesehatan dalam periode pandemi Covid-19. Bona meminta agar perawat kesehatan diberi kesempatan menjalani kehidupan normalnya usai bertugas, apalagi tidak semua perawat bertugas dalam menangani Covid-19.

“Dan tentu saja kami juga selalu mengawasi kesehatan mereka. Kami minta, mohon agar para perawat khususnya untuk diberikan dukungan. Jangan persulit mereka. Kami mohon,“ katanya.

Direktur Medik dan Pelayanan RS Siloam dr Anton mengharapkan masyarakat tidak perlu takut untuk berobat di RS Siloam Sriwijaya (Siloam Hospitals Palembang) karena telah ada standar operasional prosedur (SOP) yang dilakukan mulai dari pembersihan lift, eskalator, penerapan physical distancing, hingga penggunaan APD lengkap bagi seluruh tenaga medis yang bertugas.

"Jadi tidak usah takut untuk berobat. Silahkan datang, kami telah melaksanakan SOP di seluruh kawasan rumah sakit dan seluruh tenaga medis kami menggunakan APD lengkap saat bertugas melayani pasien," katanya.

Ia mengimbau para pasien yang datang untuk menggunakan masker dan mengikuti petunjuk yang telah ada mulai dari ruang tunggu, lift hingga berkonsultasi dengan dokter.

Sementara di tempat terpisah, Wakil Wali kota Palembang Fitrianti Agustinda telah mengetahui kabar terkait tidak diperbolehkannya perawat RS Siloam Palembang kembali dari dari tempat tinggalnya usai bekerja. Pihaknya akan segera melakukan kroscek dan berjanji akan memanggil oknum pemilik tempat kost tersebut.

"Jika benar seperti itu (pengusiran) akan kita berikan sanksi," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement