Senin 20 Apr 2020 13:36 WIB

RS di India Pisahkan Pasien Corona Muslim dan Hindu

Dokter mengatakan pemisahan bangsal Muslim dan Hindu kebijakan negara bagian.

Rep: Febryan A./ Red: Ani Nursalikah
RS di Gujarat Pisahkan Pasien Corona Muslim dan Hindu. Petugas pemadam kebakaran Delhi menyemprotkan disinfektan.
Foto: Manish Swarup/AP
RS di Gujarat Pisahkan Pasien Corona Muslim dan Hindu. Petugas pemadam kebakaran Delhi menyemprotkan disinfektan.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sebuah rumah sakit di India menerapkan kebijakan pemisahan pasien corona alias Covid-19 berdasarkan agama. Bangsal pasien beragama Islam dibedakan dengan pasien beragama Hindu.

Sebagaimana dilaporkan surat kabar The Indian Express, kebijakan itu diterapkan di Rumah Sakit Sipil Ahmedabad yang berlokasi di Negara Bagian Gujarat. Rumah sakit itu memiliki 1.200 tempat tidur pasien.

Baca Juga

“Secara umum, ada bangsal terpisah untuk pasien pria dan wanita. Tapi di sini, kami telah membuat bangsal terpisah untuk pasien Hindu dan Muslim," kata Pengawas Medis Rumah Sakit Sipil Ahmedabad, Gunvant H Rathod dilansir Al Arabiya, Senin (20/4).

Ketika ditanyakan alasannya, ia mengatakan ini adalah keputusan pemerintah negara bagian. "Ini adalah keputusan pemerintah dan Anda dapat bertanya kepada mereka," katanya.

Namun, Wakil Kepala Menteri dan Menteri Kesehatan negara bagian itu, Nitin Patel, membantahnya. "Saya tidak mengetahui keputusan seperti itu (pemisahan bangsal sesuai keyakinan). Secara umum, ada bangsal terpisah untuk pria dan wanita. Saya akan menanyakan persoalan ini,” katanya.

Meski dibantah, tapi pemisahan itu nyata adanya. Salah seorang pasien mengungkapkan hal itu kepada The Indian Express. Pada Ahad malam, menurut dia, sebanyak 28 pria yang awalnya dirawat di bangsal A-4 dipindahkan ke bangsal C-4.

"Kami tidak diberi tahu mengapa kami dipindahkan. Semua nama yang dipindahkan adalah anggota satu komunitas (agama). Kami berbicara dengan satu anggota staf di bangsal kami hari ini dan dia mengatakan hal itu dilakukan untuk 'kenyamanan kedua komunitas'," ucapnya.

Komite Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional, menyatakan keprihatinannya terhadap kebijakan pemisahan berdasarkan agama itu. "Tindakan semacam itu hanya akan meningkatkan stigmatisasi Muslim yang tengah berlangsung di India dan memperburuk desas-desus palsu tentang Muslim yang menyebarkan Covid-19," kata badan itu lewat akun Twitter-nya.

Gujarat adalah negara bagian asal Perdana Menteri India Narendra Modi. Negara bagian itu juga dipimpin oleh partai yang dipimpin Modi, yakni Partai Nasionalis Hindu Bhartiya Janata. Pada 2002, ketika Modi menjabat kepala negara bagian Gujarat, terjadi kerusuhan agama paling berdarah dalam sejarah modern India.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement