Senin 20 Apr 2020 15:38 WIB

Inggris Dapatkan 25 Juta APD dari China

Menteri Kebudayaan Inggris Oliver Dowden mengatakan Inggris mendapat 25 juta APD

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Menteri Kebudayaan Inggris Oliver Dowden mengatakan Inggris mendapat 25 juta APD dari China. (Ilustrasi)
Foto: Ist
Menteri Kebudayaan Inggris Oliver Dowden mengatakan Inggris mendapat 25 juta APD dari China. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Kebudayaan Inggris Oliver Dowden mengatakan Inggris mengamankan 25 juta alat pelindung diri (APD) dari China. Menurutnya saat ini Inggris sedang bekerja sama dengan negara di seluruh dunia untuk mendapatkan lebih banyak APD.

Ia memperingatkan jumlah APD di beberapa rumah sakit di Inggris sangat sedikit. Pemerintah Inggris juga mengatakan mereka sedang menunggu kedatangan 400 ribu APD dari Turki. APD adalah pakaian yang digunakan petugas medis untuk melindungi diri mereka agar tidak terinfeksi virus corona di rumah sakit.

Baca Juga

"Kami mendapatkan 25 juta jubah (APD) dari China, itu akan datang. Kami bekerja dengan seluruh dunia untuk mendapatkan pasokan," kata Dowden kepada stasiun radio LBC, Senin (20/4).

Di stasiun televisi BBC, Dowden mengatakan akan meninjau kembali pendekatan pemerintah Inggris dalam mengatasi pandemi virus corona. Peninjauan dilakukan untuk mencari cara yang lebih baik dalam menghadapi pandemi ini.

"Ketika kami menghadapi krisis yang tidak pernah terjadi sebelumnya seperti ini, kami tidak akan memiliki melihat ke belakang 20:20 yang sempurna. Tentu kami harus melihat ke belakang dan mencari apa yang dapat kami lakukan dengan cara yang berbeda," kata Dowden kepada BBC TV.

Dowden menambahkan saat ini masyarakat tidak berharap pemerintah melihat ke belakang dalam beberapa bulan terakhir. Tapi mereka berharap pemerintah dapat mengatasi krisis berdasarkan kasus harian.

"Kami harus katakan tentu kami akan meninjau semua pembelajaran yang telah kami pelajari dari ini dan kami akan belajar dari seluruh dunia," tambah Dowden.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement