Senin 20 Apr 2020 16:19 WIB

PBNU Siapkan Satgas Covid-19 Bantu Pihak Terdampak Covid-19

Banyak mustahik yang memerlukan bantuan dan uluran tangan dari sesama.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ketum PBNU KH Said Aqil Siraj bersama Satgas NU Peduli Covid-19 menyalurkan sembako untuk warga, di Jaksel, Sabtu (18/4).
Foto: Dok Istimewa
Ketum PBNU KH Said Aqil Siraj bersama Satgas NU Peduli Covid-19 menyalurkan sembako untuk warga, di Jaksel, Sabtu (18/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pandemi global Covid-19 yang kini mewabah di Indonesia mengubah berbagai aspek kehidupan manusia. Anjuran menjaga jarak fisik serta Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat beberapa masyarakat merasakan dampaknya.

Untuk membantu mengatasi wabah ini, Nahdlatul Ulama (NU) menyediakan tim yang disebut Satuan Tugas (Satgas) Covid-19. Tim ini disiapkan untuk mendampingi dan membantu masyarakat di wilayah-wilayah yang mengalami kesusahan selama pandemi.

Ketua PBNU, Marsudi Syuhud menyebut, di setiap wilayah, NU meminta timnya untuk terus bergerak. Bantuan yang diberikan bermacam-macam. Mulai dari membagikan makanan hingga menyemprotkan disinfektan.

"Di setiap desa, itu ada Satgas Covid-19. Cara bergeraknya bermacam-macam. Ada yang membagikan masker, bagian menyemprotkan disinfektan, itu jalan semua," ucap Kiai Marsudi Syuhud saat dihubungi Republika.co.id, Senin (20/4).

Tim Satgas Covid-19 NU juga disebut berkeliling membagikan makanan kepada masyarakat yang dinilai membutuhkan bantuan. 

Meski telah bergerak di setiap desa, ia menyebut bantuan dari NU hanya bisa menjangkau beberapa masyarakat saja. Bantuan yang diberikan oleh NU tidak bisa mencukupi kebutuhan setiap masyarakat yang terdampak oleh adanya wabah Covid-19. Meski demikian, bantuan ini rencananya akan terus bergerak hingga wabah ini selesai di Indonesia.

Terkait pelaksanaan ibadah selama Ramadhan, Kiai Marsudi menyebut jika Covid-19 hingga Ramadhan nanti belum selesai, maka setiap ulama telah bersepakat memindahkan masjid ke rumah masing-masing umat Muslim. "Kita memindahkan masjid ke rumah masing-masing. Tidak ada istilahnya ibadah tarawih itu libur atau selesai. Ibadah puasa juga tidak ada libur," katanya.

Kebiasaan-kebiasaan ibadah selama Ramadhan tetap bisa dilakukan di rumah. Shalat tarawih bisa dilakukan berjamaah dengan keluarga. Pun dengan amalan-amalan lain, seperti berdzikir.

Adapun untuk ibadah memberi santunan, ia menyebut kegiatan ini tetap bisa dilakukan. Pahala memberi sedekah dan infak terus berjalan meski wabah Covid-19 menyebar di Indonesia.

"Pahalanya tetap dilipat gandakan, karena pada bulan suci Ramadhan, dianjurkan untuk memberi sedekah dan infaq. Yang biasanya memberi makan, ngundang orang ke rumah, ini diganti. Makanannya yang dikirimkan," ucap Kiai Marsudi.

Kondisi saat ini, disebut membuat zakat, infaq, dan sedekah dari umat Muslim menjadi sangat dibutuhkan. Banyak mustahik yang memerlukan bantuan dan uluran tangan dari sesama. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement