Senin 20 Apr 2020 17:02 WIB

Pengamat: Pendidik Terdampak Covid-19 Jadi Mustahik Baru

Tenaga pendidik sebenarnya kelas menengah yang sekarang jatuh miskin.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Fakhruddin
Siswa dan guru madrasah (ilustrasi).
Foto: Dok Republika
Siswa dan guru madrasah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat Zakat Yusuf Wibisono menilai, kalangan tenaga pendidik yang terdampak situasi wabah Covid-19 memang dimungkinkan untuk menjadi penerima bantuan dari lembaga zakat. Khususnya bagi lembaga-lembaga zakat yang selama ini mengutamakan program pendidikan.

"Jadi dimungkinkan bagi beberapa lembaga zakat yang porsi anggaran program pendidikannya besar. Porsi anggaran ini bisa diperbesar untuk membantu tenaga pendidik yang sekarang jatuh miskin," tutur Peneliti Senior Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia itu kepada Republika.co.id, Senin (20/4).

Yusuf melihat, rata-rata lembaga zakat membagi alokasi dana berdasarkan program. Ada yang mengutamakan program ekonomi, program kesehatan, dan pendidikan. Lembaga yang mengutamakan program pendidikan biasanya membagi porsi yang cukup besar untuk program tersebut yakni mencapai 50 persen.

"Lembaga zakat yang selama ini fokus di pendidikan seperti Rumah Zakat, yang perhatiannya untuk pendidikan cukup besar. Lalu Rumah Yatim yang arah ke pendidikannya juga besar, atau yang basisnya pesantren seperti Baitul Maal Hidayatullah, atau juga LazisMu, yang juga sangat kuat menaruh perhatian di program pendidikan," ujarnya.

Menurut Yusuf, untuk membantu para tenaga pendidik itu, lembaga-lembaga zakat harus berani melakukan penyesuaian anggaran. Dia menyarankan agar fleksibel dan tidak rigid dalam mengatur program. Sebab, situasi pandemi sekarang ini tentu tidak bisa disamakan dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Yang tidak terlalu penting bisa ditunda. Misalnya lembaga yang punya program membangun sekolah, itu tidak usah. Gunakan untuk jaring pengaman tenaga-tenaga pendidik yang jatuh miskin. Harus ada keberanian dari lembaga zakatnya. RKAT-nya (Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan) dibongkar semua. Jangan mengikuti program yang awal tahun," papar Yusuf.

Direktur Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS) itu menambahkan, tenaga pendidik sebenarnya kelas menengah yang sekarang jatuh miskin. Mereka menjadi mustahik baru yang di masa normal mereka bukan mustahik. Yusuf mengakui, ini menjadi persoalan besar karena jumlah mustahik meningkat tiba-tiba akibat pandemi wabah Covid-19.

"Lembaga-lembaga zakat dan sosial, bahkan mungkin termasuk pemerintah, banyak yang belum memperhitungkan besarnya kelompok menengah yang jatuh miskin sekarang ini. Sehingga tenaga pendidik seperti ini belum terperhatikan karena crowded-nya kondisi sekarang," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement