REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BUMN Klaster Pangan, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) resmi mendapatkan izin impor gula kristal putih (GKP) dari pemerintah sebanyak 100 ribu ton. Kedua perusahaan tengah melakukan proses lelang impor dari negara eksportir sebelum proses impor dilakukan.
Direktur Utama RNI sekaligus pemimpin BUMN Klaster Pangan, Eko Taufik Wibowo menuturkan, izin impor diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan pada 7 April 2020. Adapun proses lelang dilakukan pada pekan kedua hingga keempat April untuk menentukan eksportir yang dipilih.
Eko menambahkan, jika lancar, ditargetkan distribusi gula impor akan dimulai pada pekan pertama Ramadhan oleh PPI dan pekan kedua oleh RNI. Dengan kata lain, maksimal pekan kedua Ramadhan gula impor sudah dapat didistribusikan ke masyarakat yang saat ini mengalami kelangkaan gula.
Hanya saja, perusahaan harus mewaspadai proses impor gula dari negara produsen. Sebab, terdapat beberapa negara eksportir gula yang sedang menerapkan kebijakan lockdown, seperti India.
"Kami hati-hati karena ada yang lockdowon dan ketidakstabilan kurs rupiah juga sedikit merepotkan kami dan bisa memperlambat proses lelang," ujar Eko, Senin (20/4).
Oleh karena itu, pihaknya menyiapkan tiga opsi negara selain India. Yakni Thailand, Australia, dan Brazil. Adapun, setelah pasokan gula impor masuk, akan memanfaatkan jaringan distribusi PT BGR Logistics yang juga menjadi anggota BUMN Klaster Pangan.
"Jaringan distribusi sudah tersebar di seluruh Indonesia. Kami akan komitmen berusaha agar Ramadhan kita bisa penuhi permintaan pasar akan gula," kata Eko.
Eko mengatakan, khusus RNI selain mengimpor gula kristal putih juga mengimpor gula mentah. Total kuota impor yang sudah diberikan sebanyak 33,8 ribu ton. Di mana, izin impor telah terbit pada 13 April 2020 dan proses distribusi ditargetkan mulai pekan pertama Juni 2020.
Sebagaimana diketahui, Kementerian BUMN telah mengelompokkan BUMN dalam bentuk klaster. Khusus untuk klaster pangan diisi oleh sembilan anggota. Yakni PT Rajawali Nusantawa Indonesia, PT Perinus, PT Perindo, PT Sang Hyang Seri, PT Pertani, PT Berdikari, PT Garam, PT PPI, serta PT BRG Logistics.
Selain dua BUMN klaster pangan yang mendapat penugasan impor gula kristal putih, Perum Bulog yang berada diluar klaster juga mendapatkan kuota impor sebanyak 50 ribu ton.
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, menuturkan, dari kuota tersebut, sekitar 21,8 ribu ton gula akan datang pada akhir April. Sisanya, direncakanan masuk pada akhir bulan Mei mendatang.