Senin 20 Apr 2020 17:56 WIB

Belajar di Google, Pemuda di Kota Serang Mengaku Imam Mahdi

Pemuda di Serang mengaku Imam Mahdi dan menyebut dirinya sebagai habib

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Christiyaningsih
Pemuda di Serang mengaku Imam Mahdi dan menyebut dirinya sebagai habib. Ilustrasi.
Foto: MgIt03
Pemuda di Serang mengaku Imam Mahdi dan menyebut dirinya sebagai habib. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Di tengah masyarakat yang fokus menangani Covid-19, seorang pemuda di Kota Serang justru membuat heboh dengan pengakuannya sebagai Imam Mahdi. Warga Kecamatan Taktakan berinisial ML tersebut bahkan mengaku merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW dengan menyebut dirinya sebagai habib.

Ketua MUI Kota Serang Mahmudi menuturkan pemuda 24 tahun itu mengklaim dirinya sebagai Imam Mahdi setelah sering membaca tentang Imam Mahdi dari internet. Pendidikan agama ML, kata Mahmudi, baru sekolah pondok pesantren selama satu setengah tahun saat masih duduk di bangku menengah pertama.

Baca Juga

"Saat mediasi, kita tanya-tanya. Dia terangkan kalau mondok setahun setengah ketika SMP dulu. Setelah itu tidak ke mana-mana lagi. Jadi latar belakangnya memang karena tidak ada ilmu, kurang wawasan hanya baca dari Google," jelas Mahmudi, Senin (20/4).

Menurut Mahmudi, ML meyakini dirinya sebagai Imam Mahdi karena merasa memiliki tanda-tanda yang sama seperti yang dijelaskan dalam internet. Misalnya seperti memiliki tanda hitam berbentuk segitiga di tangan kirinya. "Saya tanya jawabannya ke mana-mana. Dia bilang rajin baca aplikasi seperti itu, tidak ada lainnya," terang Mahmudi.

Mahmudi menjelaskan kelakuan ML mulai ramai sejak Jumat (17/4) dengan membuat status yang mengklaim gelar-gelar tersebut. Namun saat ini ML sudah mengakui perbuatannya setelah sebelumnya dilakukan dialog dengan MUI dan elemen masyarakat.

"Ramai-ramainya mulai Jumat sampai terakhir kemarin Ahad. Ketika itu karena mengaku Habib di Instagram didatangi habib dari Jakarta. Setelah itu diamankan oleh Danramil dan Kapolres. Sudah buat pernyataan juga kemarin, mengakui kesalahan dan kelalaian. Selanjutnya dipulangkan ke keluarga lalu dibimbing oleh MUI Taktakan," jelasnya.

Mahmudi berharap di saat wabah seperti ini umat harus tetap menjaga kondusivitas dan tidak termakan berita bohong terkait Imam Mahdi atau bahkan nabi sekalipun. "Saya imbau masyarakat di saat seperti ini jangan buat hal yang sensitif seperti ini. Jangan macam-macam mengaku Imam Mahdi atau bahkan nabi,"ujarnya.

Dia juga berharap umat Islam harus membekali diri dengan wawasan keagamaan secara lengkap atau meminta bimbingan guru saat tidak memahami suatu konteks ajaran agama. Hal ini agar peristiwa seperti ML tidak terjadi kembali.

"Kalau ada seperti ini bisa dibawa ke Kantor MUI. Kita dudukkan sama-sama mendengar keterangan dia. Tapi alhamdullillah sekarang untuk kasus ini sudah kondusif. Kalau melakukan lagi dan kita imbau untuk tobat tetap melakukan maka bisa kena pasal penistaan agama," katanya.

Imam Mahdi merupakan sosok yang dipercayai Umat Islam sebagai orang yang akan muncul sebagai tanda-tanda akhir zaman. Ia merupakan sosok yang dinubuatkan oleh Nabi Muhammad SAW menjadi pemimpin di masa-masa akhir dunia.

Kapolres Serang Kota AKBP Edhie Cahyono mengatakan ML masih labil dan melakukan tindakannya karena salah memahami ajaran agama Islam. Menurutnya, dari pemeriksaan awal ML mengaku tidak memiliki motif apapun dari tindakan yang dilakukannya.

Bagi pelaku belum ada tindakan hukum yang akan dikenakan kepadanya. "Sementara belum, masih dalam tahap pembinaan dan itu masih dilakukan penyelaman dari ulama MUI," ujar Edhie.

Ke depannya ML akan dibimbing oleh MUI Taktakan dan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) setempat. Pihak keluarga ML juga disebut sudah siap untuk membimbingnya menjadi lebih baik. "Pembinaan di MUI dan keluarganya pun siap melakukan pembinaan," kata Edhie.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement