Senin 20 Apr 2020 18:10 WIB

Wali Murid Desak Nilai Bagus, Guru Diminta tak Terpengaruh

Banyak orang tua melobi guru agar anak mendapat nilai bagus saat pandemi.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang anak sedang belajar di rumah (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Seorang anak sedang belajar di rumah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Di Eropa, pemerintah memutuskan semua ujian level A dan GCSE (Ijazah Umum Pendidikan Menengah) akan dibatalkan akibat adanya pandemi virus corona (Covid-19). Sebagai gantinya, guru akan memberi skor dan memberi peringkat siswa di setiap mata pelajaran berdasarkan tugas yang dikerjakan dan penilaian lainnya.

Munculnya keputusan itu membuat para orang tua murid mendesak guru memberikan nilai bagus untuk anak mereka. Banyak orang tua yang mencoba melobi para guru. Pemerintah pun meminta guru tidak terkecoh dengan situasi sekarang. Pengawas ujian pun menginstruksikan sekolah tidak membagikan nilai-nilai murid atau mendiskusikannya dengan keluarga mereka.

Direktur Kebijakan dan Urusan Publik di SSAT, jaringan sekolah dengan 3.000 anggota mengatakan ada jenis orang tua yang melakukan diskusi dan kita harus menghindari kesenjangan pendidikan yabg melebar. "Dengan sekolah di rumah ada kemungkinan akan berdampak jangka panjang," kata dia dikutip //the Guardian//, Senin (20/4).

Dia menyebutkan orang tua harus mengizinkan guru untuk menggunakan penilaian profesional mereka terhadap murid. Alsager School di Cheshire, menegaskan tidak ada yang dapat dilakukan individu yang akan mempengaruhi nilai akhir murid. Mmurid-murid GCSE dan level A juga tidak akan lagi diajari oleh guru mata pelajaran mereka.

Ormiston Forge Academy di West Midlands juga telah meminta siswa untuk tidak melobi para guru. Di sisi lain, guru menghadapi tantangan yang sulit.

Nilai sekolah cenderung berubah ketika hasil akhir diterbitkan pada bulan Agustus. Proses standardisasi akan menerapkan penyesuaian statistik untuk penilaian guru, menggunakan data tentang kinerja masing-masing sekolah pada tahun-tahun sebelumnya dan pencapaian kohort sebelumnya dalam ujian tahap dua kunci atau GCSE.

Kekhawatiran juga ada terhadsp murid berprestasi dari latar belakang yang kurang mampu. Apakah mereka akan menerima nilai yang pantas? Sebab penelitian menunjukkan bahwa para siswa ini pada umumnya diprediksikan memiliki nilai lebih rendah dari guru pada formulir Ucas daripada yang mereka capai.

Santi Sopia

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement