Selasa 21 Apr 2020 00:49 WIB

Santri Malaysia Terpapar Covid-19, Ponpes Temboro Diisolasi

Pemkab Magetan tak mengetahui santri asal Malaysia tertular Covid-19 dari mana.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Virus corona (ilustrasi). Pondok Pesantren Al Fatah di Temboro, Magetan, Jawa Timur, diisolasi menyusul kasus positif Covid-19 di Malaysia.
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi). Pondok Pesantren Al Fatah di Temboro, Magetan, Jawa Timur, diisolasi menyusul kasus positif Covid-19 di Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pondok Pesantren Al Fatah di Temboro, Magetan, Jawa Timur, diisolasi menyusul kasus positif Covid-19 di Malaysia. Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) mengumumkan klaster Magetan sebagai klaster baru pasien positif Covid-19.

Klaster baru itu merupakan pelajar Malaysia yang baru pulang dari Pondok Pesantren Al Fatah. Dari rombongan pelajar yang pulang, 43 orang di antaranya dinyatakan positif Covid-19.

Baca Juga

Bupati Magetan Suprawoto menyatakan, penutupan akses dari dan ke wilayah Ponpes Al Fatah Temboro merupakan salah satu upaya yang dilakukan terkait penularan Covid-19. "Jalan itu kita tutup. Kita lakukan secara ketat. Tidak boleh orang ke luar masuk ke situ. Kita isolir, kita isolasi. Kebutuhan masyarakat kita cukupi," ujar Suprawoto saat menggelar teleconference dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Senin (20/4).

Suprawoto menerangkan, ia masih belum mengetahui semua pelajar tersebut tertular virus corona dari mana. Kendati demikian, Pemkab Magetan tetap melakukan upaya-upaya untuk mencegah penularan Covid-19 karena wilayah Ponpes Al Fatah Temboro telah masuk dalam zona merah.

Suprawoto mengungkapkan, ada 400 lebih pelajar asal Malaysia yang menimba ilmu di Ponpes Al Fatah Temboro. Pada 6 April 2020, pengasuh menggelar rapat pemulangan santri-santri tersebut, terkait mewabahnya virus corona. 

Setelah itu, ada sekitar 200 pelajar asal Malaysia yang memutuskan kembali ke negaranya. Suprawoto mengakui tidak ada rapid test pada pelajar yang hendak pulang ke Malaysia.

"Jadi pas pemulangan tanpa rapid test karena alatnya sangat terbatas. Waktu itu hanya tensi kemudian tes suhu tubuh, dan dan lain-lain," ujar Suprawoto.

Suprawoto mengatakan, saat ini masih ada 227 pelajar asal Malaysia yang masih tinggal di Ponpes Al Falah Temboro. Suprawoto mengaku telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta. Mereka menyatakan kesiapan memfasilitasi pemulangan para pelajar tersebut.

Namun, kata Suprawoto, sebelum para pelajar tersebut pulang ke negaranya, akan dilakukan rapid test terlebih dahulu. Jika diketahui negatif maka akan diperbolehkan pulang. Namun, jika hasilnya positif, harus menjalani perawatan terlebih dahulu sampai benar-benar sembuh.

Suprawoto mengungkapkan, di Kabupaten Magetan, tercatat ada 10 pasien positof Covid-19. Sembilan di antaranya, kata Suprawoto, masuk klaster Bogor. 

Sementara ada satu pasien positif Covid-19 yang berasal dari Temboro, meskipun dari luar Ponpes Al Falah Temboro. Namun, dia belum mengetahui satu pasien ini tertular virus corona dari mana.

"Yang satu ini yang di Temboro ini masih kita cari ini klaster dari mana. Ada 26 orang pernah kontak, tapi dati hasil tes, semuanya negatif," ujar Suprawoto.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah mengirimkan 1.000 alat rapid test ke Kabupaten Magetan. Pelaksanaan rapid test difokuskan pada santri di Ponpes Al Falah dan masyarakat di sekitar pondok. Khofifah juga mengirimkan ribuan paket masker dan vitamin. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement