REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah melakukan seleksi acak untuk menentukan peserta Kartu Prakerja gelombang pertama. Tapi, seleksi ini dilakukan setelah melalui screening dan verifikasi berbasiskan data dari kementerian/lembaga terkait.
Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya Ruky menjelaskan, seleksi acak dilakukan mengingat jumlah peserta yang sudah lolos tahap verifikasi masih melebihi kuota tiap gelombang, yakni 200 ribu orang.
"Untuk full peserta yang sudah di-screening, kemudian diacak. Jadi yang dapat 200 ribu pertama itu berbasis ke sistem tersebut," tutur Panji dalam teleconference dengan jurnalis, Senin (20/4) sore.
Setidaknya ada dua tahapan screening yang dilakukan manajemen pelaksana sebelum melakukan sistem acak. Pertama, mengecek database Kementerian/Lembaga terkait mengenai pekerja atau pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang telah diverifikasi telah terdampak pandemi virus corona (Covid-19).