Nasib Penjual Takjil di Tengah PSBB

Rep: Mabruroh/ Red: Reiny Dwinanda

Selasa 21 Apr 2020 09:32 WIB

Aneka gorengan. Penjual takjil kini dihadapkan dengan PSBB yang melarang aktivitas yang dapat memancing kerumunan. Foto: Republika Aneka gorengan. Penjual takjil kini dihadapkan dengan PSBB yang melarang aktivitas yang dapat memancing kerumunan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan selama ini identik dengan bulan panen rezeki bagi pedagang makanan. Biasanya, di sepanjang jalan akan banyak penjual takjil yang menawarkan berbagai macam menu berbuka puasa, mulai dari es kelapa muda, es campur, kolak biji salak, hingga gorengan yang menjadi favorit banyak orang.

Tahun ini, apakah cerita penjual takjil itu akan sama dengan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya? Sriyanti yang sudah lima tahun menjajakan gorengan di pertigaan jalan Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan sudah merasakan dampak pandemi Covid-19 terhadap bisnis kecilnya.

Baca Juga

Sehari-hari, di samping gorengan, Sri menjual nasi uduk, nasi kuning, lontong isi, bihun kecap. Dia mulai menjajakan dagangannya di lapaknya sejak pukul 06.30 pagi dan akan tutup pukul 07.30 WIB untuk berjualan di sekolah.

Sejak sekolah tutup menyusul munculnya wabah Covid-19, Sri hanya mengandalkan pendapatan dari berjualan sarapan pagi hari. Saat masuk bulan Ramadhan, Sri biasanya menjadi penjual takjil buka puasa.