REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Para warga negara Indonesia di Jerman merayakan pesan Kartini 21 April 2020 dengan membuat karya gambar dan karikatur. Sebanyak 33 gambar dan karikatur hasil karya WNI disampaikan dalam bentuk digital dan ditayangkan pada akun Instagram KBRI Berlin @kbri_berlin sejak 2 April 2020 lalu.
Sejak 2 April KBRI Berlin menyelenggarakan Lomba Gambar dan Karikatur dengan tema "Pesan Kartini untuk Bangsa Indonesia". Refleksi pesan RA Kartini dituangkan melalui hambar pada media kertas A4, dan menggunakan pensil, pensil warna atau crayon.
Selain untuk menghidupkan kembali pesan-pesan sarat makna yang pernah ditulis Kartini, lomba gambar dan karikatur tersebut juga dimaksudkan untuk mendorong kreativitas WNI di masa-masa pandemi Covid-19 ini. Di Jerman Pembatasan Sosial Berskala Besar sudah diberlakukan sejak 16 Maret 2020. Sambil menghilangkan rasa bosan karena banyaknya waktu luang di rumah, peserta juga menginspirasi masyarakat luas dari pesan Kartini yang dikutipnya.
Dari perlombaan tersebut dipilih lima orang pemenang. Pemenang pertama, kedua dan ketiga dipilih berdasarkan gabungan nilai dari juri dan jumlah like serta comment di akun Instagram. Satu pemenang favorit berdasarkan pilihan dewan juri. Dan satu pemenang lainnya berdasarkan jumlah like dan comment positif dari warga net.
Kelima pemenang tersebut adalah Nabila Az Zahra sebagai Juara I, Anisa Ghina Savira sebagai Juara II, dan Zalzadila Syahalfarabi sebagai Juara III. Sedangkan untuk juara favorit yaitu Theresia untuk favorit Dewan Juri dan Mayra Diandra Nabila Ratnadi juara favorit pilihan warga net.
Karya Nabila Az Zahra memilihi tema: "Untukmu Wanita Hebat Indonesia di Masa Depan. Dalam karyanya, mahasiswi yang tinggal di Berlin ini mengutip pesan Kartini: "Saya ingin sekali berkenalan dengan seorang gadis modern, yang berani, yang dapat berdiri sendiri, yang bekerja tidak hanya untuk kepentingan dan kebahagiaannya sendiri tapi juga untuk masyarakat luas, bekerja demi kebahagiaan banyak manusia".
Sedangkan Theresia, pemenang berdasarkan nilai tertinggi dari juri, mengutip pesan Kartini: "Banyak hal yang menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri”. Theresia merangkum karya karikaturnya dengan rangkaian cerita dengan tema "Kartini jaman now. Dalam karyanya Theresia menceritakan sosok perempuan yang cerdas. Khususnya dalam mengelola informasi. Terutama saat pandemi Covid-19 banyak ditemui kesimpangsiuran informasi. Theresia juga menegaskan pesan "Spread No Hate, Spread No Hoax".
Selain lomba gambar dan karikatur, pada peringatan Hari Kartini 2020 ini, KBRI Berlin juga membuat liputan video profil lima perempuan hebat Indonesia di Jerman. Kiprah para Kartini yang berasal dari empat kota di Jerman yakni Braunschweig, Bonn, Geldern, dan Berlin telah membantu mempromosikan Indonesia di jalur karirnya masing-masing.
Lima perempuan tersebut adalah Vidi Athena Legowo-Zipperer, Admilandri Schlüter, Sartika Oegroseno, Lina Berlina, dan Mika Purba, Vidi Athena Legowo-Zipperer adalah pemimpin redaksi Indonesia di Deutsche Welle, Bonn. Admilandri Schluter merupakan pengajar Internasional Kultur, Sejarah, dan Bahasa di University of Applied Science and Art HAWK Hildescheim, Technische Universitaet Berlin, The Braunschweig University of Art (HBK). Mimi, sapaan akrab Admilandri juga aktif menggerakkan kerja sama kota kembar Bandung – Braunschweig dan Padang – Hildescheim.
Sementara Sartika Oegroseno adalah istri Dubes RI Jerman, Arif Havas Oegroseno. Ia aktif mengenalkan dan mempromosikan budaya Indonesia di Jerman yang melibatkan perhimpunan wanita ekspatriat di Berlin.
Kiprah lain dilakoni oleh Lina Berlina, seorang desainer Indonesia yang mempopulerkan Lurik di Berlin. Dalam beberapa tahun terakhir Lina rutin menggelar fashion show di salah satu hotel ternama di Berlin. Profesi unik lainnya dijalani oleh Mika Purba. Mika adalah pendeta Huria Kristen Batak (HKBP) Indonesia Manyar, Surabaya yang terpilih dalam program pertukaran Pendeta United Evangelical Mission (UEM). Mika kini melayani Jemaat di Kleve dan Geldern, Jerman.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook