Selasa 21 Apr 2020 15:19 WIB

Pertamina Tingkatkan Optimalisasi dan Efektivitas Biaya Hulu

Efektivitas biaya jadi prioritas Pertamina untuk yang tak terkait cadangan migas

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu menyatakan persero meningkatkan optimalisasi di berbagai aspek untuk menjaga produksi hulu migas pada tahun 2020 ini tetap berada di level normal.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu menyatakan persero meningkatkan optimalisasi di berbagai aspek untuk menjaga produksi hulu migas pada tahun 2020 ini tetap berada di level normal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah pandemi Covid-19 serta anjloknya harga minyak mentah dunia, PT Pertamina (Persero) meningkatkan optimalisasi di berbagai aspek untuk menjaga produksi hulu migas pada tahun 2020 ini tetap berada di level normal. Upaya efektivitas biaya juga menjadi salah satu prioritas yang dilakukan terutama aktivitas yang tidak terkait langsung dengan produksi dan penambahan cadangan migas. 

Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H Samsu menjelaskan, Pertamina terus memantau perkembangan situasi global sambil terus menjalankan rencana untuk tetap berupaya mengejar target produksi hulu migas. Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi saat ini telah mengakibatkan berbagai konsekuensi secara operasional maupun finansial, seperti terganggunya mobilitas dan jadwal pergantian pekerja lapangan, terhambatnya logistik dan interaksi dengan para stakeholder serta kemungkinan menurunnya pendapatan dari sektor hulu.  

“Apresiasi yang luar biasa kepada seluruh pekerja hulu Pertamina yang telah berkomitmen penuh mencari solusi dan menjalankannya dengan baik sehingga operasional terus berjalan," ujar Dharmawan. 

Dharmawan menuturkan,  prioritas sektor hulu Pertamina saat ini adalah optimalisasi dan efektivitas biaya sambil merencanakan ulang anggaran dan kegiatan di hulu migas. Untuk mendukung langkah tersebut, Pertamina  mendorong seluruh anak perusahaan hulu meningkatkan sikap cost awareness dan cost consciousness pada semua lini aktivitas operasional. 

“Kepada seluruh anak perusahaan hulu diharapkan dapat melakukan optimalisasi aset atau fasilitas yang ada, baik di internal maupun antara anak perusahaan melalui sharing facility, sehingga diharapkan dapat meminimalkan pengadaan baru,”imbuhnya. Memperkuat strategi pengadaan yang lebih terintegrasi dan inovasi substitusi material juga dijalankan dengan tetap memperhatikan prinsip HSSE. 

Peninjauan kembali seluruh rencana kerja pun harus dilakukan untuk dapat menjaga keekonomian proyek hulu migas saat ini. Secara operasional, aktivitas pada sumur eksplorasi dan sumur eksploitasi akan diturunkan masing-masing sebesar 35 persen dan 25 persen. 

Sedangkan aktivitas pada sumur yang memberikan kontribusi langsung pada produksi, termasuk kegiatan workover yang menjadi tulang punggung untuk mempertahankan level produksi sumur, akan dipertahankan sepanjang memberikan pertimbangan cost & benefit yang baik. 

Diharapkan dengan langkah tersebut, biaya operasional sektor hulu Pertamina dapat diefektifkan dari 5,52 miliar dolar AS menjadi 4,44 miliar dolar AS, sedangkan biaya investasi dioptimalkan sebesar 24 persen dari 3,7 miliar dolar menjadi 2,8 miliar dolar AS. 

"Kami harus beradaptasi dengan kondisi apapun, baik saat harga minyak mentah melonjak tinggi maupun menurun tajam. Dan untuk kondisi sekarang, kami pun optimis dapat melewati masa sulit ini dengan baik dan terus berupaya menjaga produksi hulu migas tahun ini tetap dapat tercapai diatas 894 MBOEPD," tutur Dharmawan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement