REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Obesitas atau kelebihan berat badan menjadi salah satu faktor risiko tertinggi infeksi virus Covid-19. Menurut beberapa studi pendahuluan baru dari seluruh dunia, obesitas adalah faktor risiko tertinggi kedua untuk kasus virus Covid-19, dan usia tua menjadi yang pertama, melansir The New York Times, Selasa (21/4).
Obesitas sering dikaitkan dengan masalah kesehatan lainnya, seperti diabetes dan penyakit jantung uang juga bisa menjadi faktor risiko untuk infeksi virus. Penelitian baru ini menunjukkan jika penderita obesitas cenderung mengalami penurunan fungsi paru-paru.
Obesitas juga menyebabkan peradangan pada tubuh yang cenderung mengarah pada reaksi yang lebih buruk terhadap Covid-19. Satu penelitian besar terhadap 4.000 pasien di NYU Langone Hospital di New York City menemukan bahwa obesitas adalah alasan tertinggi kedua mengapa pasien dirawat di rumah sakit dengan positif Covid-19.
"Obesitas lebih penting untuk rawat inap daripada yang memiliki tekanan darah tinggi atau diabetes, meskipun ini sering terjadi bersamaan, dan itu lebih penting daripada penyakit koroner atau kanker atau penyakit ginjal, atau bahkan penyakit paru-paru," kata Dr Leora Horwitz, direktur Pusat Inovasi dan Pengiriman Ilmu Kesehatan di New Yprk University (NYU) Langone sekaligus senior pada penelitian ini.
Sebelumnya, obesitas merupakan faktor yang sebelumnya tidak diakui untuk masuk rumah sakit dan kebutuhan untuk perawatan kritis terkait kasus Covid-19. Namun, NewYork-Presbyterian, Weill Cornell Medical Center, dan NewYork-Presbyterian Lower Manhattan Hospital menemukan bahwa obesitas adalah faktor dalam setengah dari orang dewasa di bawah 54 tahun yang dirawat di rumah sakit.
Roy Gulick, Kepala Penyakit Menular di Weill Cornell Medicine, mengatakan, penelitian ini harus menjadi perhatian utama di AS. Pasalnya, AS menjadi negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia.
"Jika obesitas ternyata menjadi faktor risiko penting bagi orang yang lebih muda, dan kami melihat di seluruh Amerika Serikat, di mana tingkat obesitas lebih tinggi daripada di New York, itu akan menjadi perhatian besar," kata Gulick kepada Times.
Studi serupa di China dan Perancis juga menemukan bahwa sejumlah besar pasien Covid-19 mengalami obesitas. Satu penelitian di Perancis terhadap 124 pasien dalam perawatan intensif menemukan bahwa kebutuhan ventilator meningkat berdasarkan berat badan, dan 47 persen pasien tersebut mengalami obesitas atau sangat gemuk.