REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri China telah mengajukan pernyataan keras terhadap apa yang mereka sebut sebagai klaim ilegal Vietnam di Laut China Selatan. Mereka mengatakan upaya Vietnam menolak kedaulatan China di perairan itu akan mengalami kegagalan.
Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang pada konferensi pers harian Selasa (21/4). Beberapa hari terakhir, Vietnam mengajukan protes ke PBB atas pergerakan China di Laut China Selatan
Pada 4 April lalu Vietnam mengirimkan surat protes ke China setelah kapal nelayan mereka ditenggelamkan. Vietnam mengatakan kapal nelayan itu ditabrak kapal pengintai maritim China di dekat pulau yang terletak di Laut China Selatan.
Kapal nelayan Vietnam itu ditumpangi delapan orang nelayan. Dalam pernyataan yang diunggah di situs pemerintah, Kementerian Luar Negeri Vietnam mengatakan para nelayan ditabrak kapal China saat sedang memancing di dekat Pulau Paracel.
Asosiasi Nelayan Vietnam mengatakan para nelayan yang ditabrak diangkut oleh kapal China dalam keadaan hidup. Lalu para nelayan itu dipindahkan ke dua kapal nelayan Vietnam yang sedang berada di dekat lokasi kejadian.
"Kapal China melakukan aksi yang melanggar kedaulatan Vietnam atas kepulauan Hoang Sa dan mengancam nyawa dan merusak properti dan kepentingan sah nelayan Vietnam," kata Kementerian Luar Negeri Vietnam dalam pernyataan mereka.
Kementerian Luar Negeri Vietnam menyebut Pulau Paracel dengan nama Vietnam. Selama bertahun-tahun Vietnam dan China bersengketa di Laut China Selatan. Di Vietnam perairan itu disebut Laut Timur.
Penjaga pantai China mengatakan kapal Vietnam tersebut masuk secara ilegal untuk memancing dan menolak untuk pergi. Dalam pernyataan yang diunggah di media sosial penjaga pantai China menambahkan setelah membuat manuver berbahaya, kapal Vietnam itu menabrak kapal patroli China dan tenggelam.